Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/07/2013, 21:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) memberikan pembekalan kemampuan berbisnis kepada 186 orang berpangkat kolonel di kalangan TNI Angkat Darat, sekaligus menawarkan kesempatan kerja sama bisnis.

Dalam acara Corporate Management Training: Pembekalan Karir Kedua dengan tema "Menjadi Wira Usaha dan Professional" tersebut, Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro mengungkapkan bahwa saat ini dibutuhkan wiraswasta yang bisa mendukung ketahanan pangan.

"Pemberian materi tersebut berdasarkan tantangan bangsa Indonesia saat ini, yaitu ketahanan pangan nasional yang cukup rawan. Kebutuhan pokok nasional saat ini relatif besar. Sayangnya, kebutuhan tersebut dipenuhi melalui pasar impor dari negara lain," ungkapnya dalam keterangan tertulisnya, Jumat (12/7/2013).

Ismed menilai situasi tersebut seperti dua sisi mata uang. Di satu sisi, gejolak yang terjadi di negara pengekspor akan memberikan dampak negatif bagi kebutuhan pangan dalam negeri. Di sisi lain, besarnya kebutuhan pangan dalam negeri adalah pasar atau peluang yang sangat baik untuk dipenuhi.

Oleh karena itu, Ismed menganjurkan kepada para peserta untuk mampu memanfaatkan peluang tersebut, sekaligus mampu meningkatkan ketahanan pangan dalam negeri.

"Indonesia memiliki sumber daya alam dan manusia luar biasa yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Karenanya, sungguh ironis apabila Indonesia harus menggantungkan kebutuhan pokoknya melalui impor," lanjutnya.

Kebutuhan pokok yang masih diimpor tersebut adalah kedelai, gula, daging sapi, garam, dan lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sesuai dengan potensi yang dimilikinya, RNI telah merintis pengembangan usaha di bidang peternakan sapi terintegrasi, penjualan gula ritel, pengembangan kedelai, pengembangan perkebunan sawit, dan lainnya.

Pada kesempatan tersebut, Ismed menawarkan untuk berbisnis gula, plasma sawit, dan daging sapi kepada para peserta.

Salah seorang peserta menyarankan agar mengembangkan komoditas di daerah perbatasan sekaligus berfungsi untuk ketahanan keamanan serta mempercepat pengembangan sebagai solusi terbatasnya ketersediaan lahan.

Ismed merespons positif saran tersebut dan mengharapkan adanya tindak lanjut, baik dari Kementerian BUMN selaku pemegang saham, maupun pimpinan TNI.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com