Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementan: Daging Impor Halal dan Layak Konsumsi

Kompas.com - 29/07/2013, 13:53 WIB
|
EditorErlangga Djumena

JAKARTA, KOMPAS.com -  Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengatakan, daging sapi yang diimpor sudah dijamin kehalalannya, karena sudah dilakukannya pengawasan mulai dari sapi itu hidup hingga dipotong dan dikirim ke Indonesia.  Hal itu disampaikannya terkait adanya kalangan yang meragukan kehalalan daging sapi yang diimpor dari Australia, karena disinyalir sapi tersebut sudah disuntikan hormon.

"Daging yang diimpor oleh Perum Bulog telah reami memenuhi syarat administrasi. Sehingga aman untuk dikonsumsi dan halal," terangnya di Gedung Kementerian Pertanian, Senin (29/7/2013).

Pengawasan yang dimaksudkan ialah pengawasan di tempat pemasukan-pemasukan impor daging, seperti di bandara dan pelabuhan. Setiap daging yang masuk akan langsung dilakukan tindak karantina, dengan memeriksa kelengkapan, kebenaran, dan keabsahan dokumen persyaratan. Ditahap ini sertifikat halalnya akan dilihat.

Selain itu juga akan dilakukan pemeriksaan fisik terhadap kesesuaian kemasan dan isi serta label. Lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan daging impor dari aspek hama penyakit hewan kaantina (HPHK) dan keamanan pangan melalui pemeriksaan organoleptik (warna, bau, konsistensi dan keasaman).

Terakhir dilakukan pemeriksaan terhadap residu (termasuk hormon) dan cemaran berbahaya. Pemeriksaan ini dilakukan secara berkala dan bersifat monitoring. Pengujian residu dilakukan terhadap residu hormon trenbolon asetat (TBA), melengestrol acetat (MGA) dan zeranol.

"Berdasarkan hasil tindak karantina terhadap daging sapi, menunjukan bahwa persyaratan administrasi telah lengkap, benar dan sah. Selain itu juga memenuhi persyaratan teknis dan memenuhi persyaratan jaminan keamanan pangan serta kehalalan, sehingga aman dan layak untuk dikonsumsi," jelas Rusman.

Sementara itu Kepala Badan Karantina Pertanian, Banun Hartini mengatakan, berdasarkan data monitoring dalam dua tahun terakhir, menunjukan tidak ditemukannya kandungan residu, terutama residu hormon yang melebihi batas ambang makaimum yang dipersyaratkan.

"Monitoring dilakukan terhadap 375 sampel daging sapi impor dan sudah dilakuakan pengujian laboraturium. Sedangkan di peredaran, juga dilakukan monitoring terhadap 1.306 sampel," ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+