Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Siap Hadapi Barter Valas

Kompas.com - 05/08/2013, 08:23 WIB
Dewi Indriastuti

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Masa jatuh tempo barter valas (foreign exchange swap) dinilai tidak akan mengganggu kondisi cadangan devisa. Bank Indonesia menyatakan sudah menyiapkan dengan baik, termasuk memperhitungkan masa jatuh tempo, di mana sejumlah dollar AS harus beralih lagi ke bank.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Hendar menegaskan hal itu di Jakarta, akhir pekan lalu. ”Memang saat jatuh tempo, akan ada sejumlah dollar AS keluar, tetapi rupiah juga masuk, kan,” ujarnya.

Dalam barter valas, bank menukarkan dollar AS menjadi rupiah. Mekanismenya melalui lelang yang dilakukan BI untuk menentukan premi yang harus dibayarkan bank saat menukarkan lagi rupiahnya ke dollar AS.

Ada tiga tenor atau jangka waktu, yakni 1 bulan, 3 bulan, dan 6 bulan. Dollar AS hasil barter itu akan masuk dalam cadangan devisa.

Cadangan devisa merupakan aset eksternal yang bisa langsung tersedia dan berada di bawah kontrol BI selaku otoritas moneter.

Cadangan devisa diperlukan untuk membiayai ketidakseimbangan neraca pembayaran, antara lain membayar utang luar negeri dan melakukan intervensi pasar moneter dalam rangka memelihara kestabilan nilai tukar

Cadangan devisa Indonesia per 28 Juni 2013 mencapai 98, 095 miliar dollar AS. Cadangan devisa Indonesia pernah mencapai rekor 124,6 miliar dollar AS pada Agustus 2011.

Menurut Hendar, barter valas akan terus dilakukan sepanjang pasar masih membutuhkan rupiah seperti saat ini. ”Beberapa kali barter valas juga kelebihan permintaan, kan,” ujarnya.

Lelang barter valas BI pada Kamis (1/8) juga kelebihan permintaan. Dari target 500 juta dollar AS, penawaran yang masuk 1,605 miliar dollar AS.

Lelang yang dimenangkan 1,285 miliar dollar AS. Jumlah itu terdiri dari 735 juta dollar AS untuk tenor 1 bulan, 250 juta dollar AS untuk tenor 3 bulan, dan 300 juta dollar AS untuk tenor 6 bulan.

Sejumlah bank ikut serta dalam lelang barter valas. Keikutsertaan itu bisa saja karena sedang membutuhkan likuiditas rupiah atau menukarkan dana valas dari nasabahnya yang sedang memerlukan rupiah.

Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Pahala N Mansury dan Direktur Keuangan Bank BRI Achmad Baiquni mengakui ikut dalam lelang barter valas. Keikutsertaan dalam lelang barter valas juga diakui Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja.

”Kami berpartisipasi,” kata Pahala dan Baiquni dalam kesempatan terpisah.

Ketidakpastian

Beberapa waktu lalu, BI sedang mengkaji kemungkinan menerbitkan Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berjangka waktu 1 tahun. Menurut rencana, SBI 1 tahun itu akan menambah instrumen pasar keuangan, khususnya SBI, yang saat ini hanya ada berjangka waktu 9 bulan.

Namun, saat dikonfirmasi soal kajian itu, Hendar menyatakan, waktunya harus tepat. Apalagi saat ini perbankan dalam kondisi ketidakpastian yang tinggi. ”Jadi, belum tepat kalau diterbitkan sekarang,” kata Hendar.

Apalagi dengan kebijakan six month holding period, yakni investor harus menahan 6 bulan sebelum melepas lagi ke pasar. SBI 1 tahun sudah akan dilepas lagi oleh investor setelah 6 bulan. ”Untuk sekarang, kita fokus stabilitas makro,” kata Hendar.

Sepanjang pekan lalu, nilai tukar rupiah berkisar Rp 10.270- Rp 10.288 per dollar AS. Meski rupiah lebih lemah, cenderung lebih stabil dibandingkan pekan sebelumnya yang berkisar Rp 10.068-Rp 10.265 per dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Efisiensi Anggaran Makan Siang Gratis

Efisiensi Anggaran Makan Siang Gratis

Whats New
Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com