Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepekan, IHSG Merosot 8,73 Persen

Kompas.com - 25/08/2013, 15:19 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sepekan lalu mengalami pelemahan 398,83 poin (8,73 persen). Level ini lebih parah dibanding pekan sebelumnya yang hanya turun 72,13 poin (1,55 persen).

Penurunan ini juga terasa bagi indeks utama lainnya dimana IDX30 memimpin penurunan dengan melemah 9,41 persen diikuti indeks LQ45 dan MBX yang masing-masing turun 9,17 persen dan 8,84 persen.

Di sisi lain, laju indeks sektoral mayoritas juga tampak melemah dimana penguatan hanya terjadi pada indeks pertambangan yang masih berada pada jalur hijau 2 pekan berturut-turut dengan kenaikan (5,46 persen).

Sementara itu, pelemahan dipimpin indeks properti, diikuti indeks perdagangan dan keuangan dengan pelemahan 16,16 persen, 10,22 persen dan 10,04 persen.

Analis Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, masih adanya imbas pelemahan di bursa saham AS dan kurang kondusifnya sentimen yang ada membuat IHSG memperpanjang pelemahannya. Terutama untuk nilai tukar rupiah yang terus longsor membuat kondisi makin tidak kondusif dan berimbas pada aksi jual berlebihan dari para investor.

"Imbas dari pidato kenegaraan Presiden SBY yang menyampaikan asumsi-asumsi makropun dianggap tidak realistis. Ditambah lagi dengan makin memerahnya pasar obligasi dimana yield yang diminta terus meningkat," kata Reza di Jakarta, Minggu (25/8/2013).

Di sisi lain, adanya aturan GWM-LDR sebesar 78 persen-92 persen dari sebelumnya 100 persen turut dirspon negatif karena dinilai mengurangi likuiditas kredit perbankan.

Hal ini lantaran pelaku pasar melihat perekonomian Indonesia akhir-akhir ini menunjukkan data negatif secara bertahap yang menunjukkan perlambatan pertumbuhan ekonomi, lonjakan inflasi, dan peningkatan defisit neraca perdagangan dan neraca berjalan.

Reza menambahkan, adanya berita negatif terkait penilaian ekonomi Thailand yang akan memasuki resesi, komentar-komentar dari para pejabat negara yang terkesan “tenang-tenang saja”, rupiah yang masih melanjutkan tren penurunannya dan adanya pemberitaan dimana China akan mengurangi karbon sehingga dinilai berpengaruh pada kinerja emiten batu bara  juga turut menambah sentimen negatif.

"Sempat terjadinya aksi beli setelah market great sale pasca HUT Kemerdekaan RI namun tidak bertahan lama karena secara riil di lapangan belum adanya trigger positif," tambahnya.

Dengan pelemahan IHSG tersebut, level IHSG telah menyamai level pada periode awal September 2012. Aksi profit taking justru kembali terjadi jelang akhir pekan meski terdapat pemberitaan adanya himbauan kepada BUMN untuk melakukan buyback sahamnya.

Namun, tertutupi komentar Presiden SBY bahwa berat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 6,3 persen sehingga harapan untuk melanjutkan rebound kembali terhalangi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kuartal I-2024, Emiten Infrastruktur Telko SUPR Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 3,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Infrastruktur Telko SUPR Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 3,8 Persen

Whats New
Menko Airlangga Yakini Kinerja Kemenko Perekonomian pada 2025 Mampu Maksimalkan Transformasi Ekonomi Menyeluruh

Menko Airlangga Yakini Kinerja Kemenko Perekonomian pada 2025 Mampu Maksimalkan Transformasi Ekonomi Menyeluruh

Whats New
Bank Tanah Siapkan 150 Hektar di IKN untuk Polri

Bank Tanah Siapkan 150 Hektar di IKN untuk Polri

Whats New
Bank Tanah Sediakan 1.750 Hektar untuk Relokasi Kampung Nelayan Terdampak IKN

Bank Tanah Sediakan 1.750 Hektar untuk Relokasi Kampung Nelayan Terdampak IKN

Whats New
2 Cara Ganti PIN ATM BCA, Bisa lewat HP?

2 Cara Ganti PIN ATM BCA, Bisa lewat HP?

Spend Smart
Akhiri Dugaan Monopoli, KPPU Terima Perubahan Antarmuka Jasa Logistik di Aplikasi Shopee

Akhiri Dugaan Monopoli, KPPU Terima Perubahan Antarmuka Jasa Logistik di Aplikasi Shopee

Whats New
Injourney Catat Laba Rp 1,1 Triliun Sepanjang Tahun 2023

Injourney Catat Laba Rp 1,1 Triliun Sepanjang Tahun 2023

Whats New
Sepanjang 2023, Nilai Ekspor Tuna RI Mencapai Rp 15,2 Triliun

Sepanjang 2023, Nilai Ekspor Tuna RI Mencapai Rp 15,2 Triliun

Whats New
BCA Mobile Sempat Alami Gangguan, Manajemen: Saat Ini Telah Kembali Normal

BCA Mobile Sempat Alami Gangguan, Manajemen: Saat Ini Telah Kembali Normal

Whats New
Kimia Farma Buka-bukaan Penyebab Rugi di 2023 Mulai dari Operasional hingga Anak Usaha

Kimia Farma Buka-bukaan Penyebab Rugi di 2023 Mulai dari Operasional hingga Anak Usaha

Whats New
Lowongan Kerja PT Pegadaian untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Pegadaian untuk S1, Ini Persyaratannya

Work Smart
Catatkan Kinerja Positif Sepanjang 2023, MSIG Life Berkomitmen Tumbuh Optimal dan Berkelanjutan

Catatkan Kinerja Positif Sepanjang 2023, MSIG Life Berkomitmen Tumbuh Optimal dan Berkelanjutan

BrandzView
2 Perusahaan Pelayaran Global Nyatakan Tertarik Berkegiatan di Makassar New Port

2 Perusahaan Pelayaran Global Nyatakan Tertarik Berkegiatan di Makassar New Port

Whats New
Tutup 5 Pabrik, Kimia Farma Kalkulasikan Jumlah Karyawan yang Terdampak PHK

Tutup 5 Pabrik, Kimia Farma Kalkulasikan Jumlah Karyawan yang Terdampak PHK

Whats New
Nestlé Indonesia Dukung Pemerintah dalam Upaya Menjaga Sumber Air

Nestlé Indonesia Dukung Pemerintah dalam Upaya Menjaga Sumber Air

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com