Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Suriah Ancam Perekonomian

Kompas.com - 05/09/2013, 07:16 WIB

Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengakui, kenaikan harga minyak dunia akibat krisis di Suriah akan meningkatkan beban subsidi. Namun, pemerintah tak akan meresponsnya dengan menaikkan lagi harga BBM bersubsidi.

Konsekuensinya, menurut Bambang, pemerintah harus menyediakan dana subsidi yang lebih besar dari pagu. Hal ini akan dikelola. ”Pokoknya defisit APBN-P (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan) 2013 tidak lewat dari 2,38 persen. Apa pun yang terjadi, kita akan jaga defisit,” kata Bambang.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi menyatakan, krisis di Suriah bakal berpengaruh terhadap sejumlah indikator utama yang akan memengaruhi ekonomi Indonesia. Indikator itu adalah kurs rupiah terhadap dollar AS dan harga minyak dunia.

Terkait dengan ekspor ke sejumlah negara di Timur Tengah, Bayu mengatakan, semestinya tidak akan terpengaruh. Alasannya, negara tujuan ekspor adalah negara-negara di kawasan selatan Timur Tengah yang tidak terlibat dengan krisis Suriah.

”Saya tak tahu bagaimana yang akan terjadi di Terusan Suez, misalnya. Namun, kalau dari sudut kita, pasar kita yang di Timur Tengah bagian selatan mudah-mudahan relatif tidak terganggu kalau dilihat dari konfliknya,” kata Bayu.

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menembus batas baru tahun ini. Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia kemarin, nilai tukar rupiah Rp 11.093 per dollar AS.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu juga ditutup kembali turun seiring dengan rencana aksi militer AS. IHSG BEI ditutup turun 89,57 poin atau 2,15 persen ke posisi 4.074,44 (IAM/LAS/IDR/HEN/ANTARA/AFP/AP/Reuters/DHF)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com