Menurut riset Trust Securities, laju nilai tukar rupiah masih terus menunjukkan pelemahannya dengan pemicu yang masih sama. Yakni masih terimbas oleh kekhawatiran adanya potensi pengurangan stimulus AS dan potensi terjadinya deadlock pembahasan akan debt ceiling di bulan Oktober.
"Partai Republik ingin pemerintah memangkas anggaran lebih lanjut dan kemungkinan mengurangi anggaran health care yang diprogramkan Obama," demikian tulis Trust Securities dalam analisanya pagi ini.
Kekhawatiran tersebut muncul setelah para petinggi The Fed antara lain James Bullard di Jumat (20/9/2013) pekan lalu mengatakan masih adanya kemungkinan pengurangan stimulus pada rapat FOMC Oktober 2013.
Lalu, awal pekan ini, William Dudley masih mengatakan persetujuaannya dengan kerangka stimulus Bernanke dengan menyatakan bahwa pengurangan stimulus masih dapat terjadi tahun ini dan Richard Fisher yang kembali mengkritik program pembelian obligasi dan mencemaskan penundaan stimulus.
Namun, perdebatan soal anggaran AS itu pun berbalik memojokkan dollar AS semalam waktu Indonesia. Dollar AS berbalik melemah setelah mencatat kenaikan empat sesi beruntun. Hal ini menurut riset Monex Investindo Futures seiring merebaknya kekhawatiran tentang kebuntuan perdebatan anggaran di Washington itu.
Hal itu diproyeksikan dapat memicu kebangkrutan pemerintah. "Anggota parlemen AS juga belum kunjung mencapai kesepakatan tentang bagaimana cara untuk meningkatkan plafon hutang 16,7 triliun dollar AS sebelum pertengahan Oktober," tulis Monex Investindo Futures.
Trust Securities menyatakan, laju rupiah melewati target support di level Rp 11.560 dollar AS. Hari ini rupiah diproyeksikan bergerak di rentang Rp 11.523-11.587 per dollar AS (kurs tengah BI).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.