Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Ingin Ada "Bali Goals" di KTT APEC

Kompas.com - 02/10/2013, 13:16 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan,  pelaksanaan KTT APEC di Bali pada tanggal 7-8 Oktober mendatang, harus sukses dalam dua hal, yaitu pelaksanaan dan substansi.

“Di dalam pelaksanaan semua sudah siap, baik tempat, peserta, dan semua. Namun yang paling penting adalah substansi," kata Hatta seperti dikutip dari laman Sekretariat Kabinet di Jakarta, Rabu (2/10/2013).

Sesuai dengan tema KTT APEC 2013 kali ini, yaitu ‘Resilient Asia-Pasific, Engine of Global Growth’, diharapkan kawasan Asia Pasifik yang dihuni lebih dari 40 persen penduduk dunia dengan 44 persen volume perdagangan dan 55 persen dari GDP dunia, diharapkan kawasan Asia Pasifik bisa menjadi motor pengerak perekonomian dunia.

“Kalau mesin pertumbuhan dunia sekarang di negara-negara maju mengalami perlambatan, maka kita harapkan kawasan Asia Pasifik merupakan motor atau engine of growth dan juga kita harapkan menjadi kawasan yang lebih resilient terhadap shock ataupun goncangan-goncangan global," tambahnya.

Berdasarkan tema tersebut, Menko Perekonomian menyampaikan ada tiga pilar yang dikembangkan sesuai dengan konteks kepentingan Indonesia.

Pilar yang pertama adalah, Capacity Building. Untuk mencapai Bogor Goals yang telah melahirkan suatu liberalisasi perdagangan maka diperlukan juga Capacity Building. “Di dalam Bogor Goals terkait di dalamnya adalah capacity building, karena tidak mungkin kita melakukan upaya liberisasi perdagangan dengan menimbulkan gap (kesenjangan) antar negara, baik dalam perdagangan maupun investasi,” katanya.

Pilar yang kedua dalam mencapai Bogor Goals adalah Sustainable Growth and Equitable (Pembangunan yang Berkelanjutan dengan Berkeadilan). “Pilar di dalam itu, kepentingan Indonesia adalah bagaimana Usaha Kecil Menengah (UKM) lebih terakses masuk ke dalam pasar di kawasan Asia Pasifik dengan memberikan kesempatan dan peluang,” ujar Hatta.

Pilar yang terakhir yang menjadi kepentingan Indonesia adalah Promoting Connectivity atau yang berkaitan dengan infrastruktur. Infrastruktur berkaitan dengan tiga hal, institutional building, connectivity people to people, dan connectivity terkait transportasi dan sebagainya.

Selain tiga pilar tersebut, Hatta menambahkan bahwa Indonesia berkepentingan untuk memperjuangkan Environmentally Good Product (EGP). “Kita harus memperjuangkan agar sawit dan karet kita betul-betul bisa kita golkan di dalam produk yang disebut dengan Environmentally Good Product. Kita ingin ada semacam Bali Innitiatives atau Bali Goals apapun namanya yang tentu membawa keuntungan bersama dan tentu kepentingan nasional kita juga jangan sampai tidak kita perjuangkan dengan baik,” kata Hatta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com