Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Nilai Tukar Rupiah Saat Ini Lebih Stabil

Kompas.com - 11/10/2013, 14:24 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
– Bank Indonesia (BI) menyatakan saat ini pergerakan nilai tukar rupiah jauh lebih stabil jika dibandingkan dengan waktu sebelumnya.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara menuturkan ada beberapa hal yang membuat rupiah lebih stabil. Dari internal, rendahnya laju inflasi memberikan sentimen positif terhadap rupiah.

“Alhamdulillah rupiah lebih stabil dan baik. Pagi tadi penutupan sudah sedikit di bawah Rp 11.500,” kata Mirza kepada wartawan di Kantor Pusat BI, Jakarta, Jumat (11/10/2013).

Faktor internal lain yang turut mempengaruhi stabilnya nilai tukar adalah adanya perbaikan pada transaksi neraca pembayaran.

“Kalau kita lihat angka terakhir perdagangan kan sudah jauh lebih baik, Agustus ya. Dengan angka kuartal III lebih baik dari kuartal II sehingga harapan kuartal IV lebih baik,” ujar mantan Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu.

Mirza pun mengungkapkan optimismenya bahwa defisit neraca transaksi berjalan dapat berkurang, paling tidak di bawah 3 persen.

“Target 2014 current account deficit bisa di bawah 3 persen. Kalau bisa di bawah 2,5-2,6 persen dari PDB (produk domestik bruto). Saya rasa itu angka yang bisa diterima oleh pasar,” katanya.

Sementara itu, faktor eksternal menurut Mirza adalah munculnya sinyal positif pasca Janet Yellen dicalonkan sebagai Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed). “Janet Yellen diharapkan kebijakan pengurangan stimulusnya akan lebih hati-hati, sehingga dampak negatif bagi negara emerging market bisa lebih diperkecil,” tandas Mirza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Whats New
Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Whats New
Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com