Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/11/2013, 16:58 WIB
Sandro Gatra

Penulis

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri BUMN Dahlan Iskan menginstruksikan seluruh perusahaan milik negara agar memperketat keamanan situs masing-masing dari ancaman para "hacker" Australia. Instruksi itu terkait perang di dunia maya pascaterungkapnya penyadapan yang dilakukan intelijen Australia terhadap Indonesia.

"Saat ini beberapa situs BUMN sudah menyatakan siap mengantisipasi peretasan dari para hacker Australia. Angkasa Pura sudah konfirmasi melakukan keamanan berlapis jaringan internetnya," kata Dahlan seperti dikutip Antara di Jakarta, Kamis (21/11/2013).

Demi keamanan situs-situs perusahaan platmerah tersebut diminta agar piranti jaringan internet ditingkatkan keamanannya. "Pokoknya BUMN harus membuat pengamanan supaya tidak dibobol," ujar Dahlan.

Seperti diberitakan, saat ini hubungan Indonesia dan Australia sedikit memanas terkait aksi penyadapan terhadap komunikasi Presiden Susilo Yudhoyono dan sejumlah pejabat negara oleh pihak Australia.

Hingga Rabu (20/11/2013) malam, prajurit siber terus bertempur memburu korban dari Australia. Sebagian besar menamakan diri sebagai Anonymous Indonesia, tetapi sebagian kecil bekerja secara pribadi.

Percakapan di media sosial tiga hari terakhir juga terus meningkat terkait perang ini. PoliticaWave memantau percakapan di media sosial ini dan mengungkap kecenderungan percakapan dari kedua kubu.

Menurut Direktur PoliticaWave Yose Rizal, setidaknya ada 71.406 percakapan dari 27.146 akun pengguna internet (netizen) dalam rentang tiga hari terakhir dan menjangkau lebih dari 65,8 juta akun.

Terdengar kabar, Anonymous Australia membalas serangan peretas Indonesia dengan meretas beberapa situs web, mulai situs web pemerintah hingga media online. Bahkan, mereka mengaku berhasil mencuri data kartu kredit dari situs penerbangan di Indonesia serta data login di situs web institusi pendidikan pemerintah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com