Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenperin Klaim Mobil Murah Bukan Biang Kemacetan

Kompas.com - 26/11/2013, 20:24 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Perindustrian kembali mengklaim kebijakan pemerintah soal mobil murah ramah lingkungan (low cost green car/LCGC) tidak berdampak terlalu besar pada kemacetan.

Direktur Jenderal Industri Unggulan BerbasisTeknologi Tinggi (IUBTT)  Kementerian Perindustrian Budi Darmadi menjelaskan, kemacetan sudah terjadi sebelum adanya mobil murah.

Dia memperkirakan, penjualan mobil murah hingga akhir tahun sebanyak 40.000 unit, atau hanya sekitar 0,4 persen jika dibanding dengan penjualan mobil konvensional yang mencapai 10 juta unit.

“Tahun depan penjualan mobil 11 juta unit, LCGC (mobil murah) 200.000 unit. Jadi, LCGC cuma 3 persen dari populasi mobil secara nasional. Gimana bikin macet? Justru yang 97 persen itu yang bikin macet. Jadi, yang bikin macet bukan LCGC,” kata Budi, di Jakarta, Selasa (26/11/2013).

Dari sisi produksi, Budi mengatakan, perusahaan agen tunggal pemegang merek (ATPM) pun hanya merencanakan untuk memproduksi sekitar 10 hingga 15 persen dari total mobil yang diproduksi. Hal itu kata dia, karena memproduksi mobil konvensional jauh lebih menguntungkan ketimbang mobil murah.

“LCGC itu tidak akan lebih dari 10 persen dari kapasitas nasional karena memang didesain segitu. Dari produsennya punya merek lain. LCGC itu hanya 1000 cc dan 1200 cc. Produsen mobil memproduksi mobil mulai dari 600 cc – 3000 cc,” terang Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com