Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dana Rp 1.680 Triliun Milik WNI Tersimpan di Luar Negeri

Kompas.com - 12/12/2013, 07:23 WIB


JAKARTA, KOMPAS .com
 — Saat ini disinyalir ada dana sekitar 140 miliar dollar AS milik orang Indonesia yang tersimpan atau ditempatkan di luar negeri. Dengan nilai tukar Rp 12.000 per dollar AS, jumlah itu setara Rp 1.680 triliun. Padahal, pendapatan dalam APBN Tahun 2014 sebesar Rp 1.667 triliun.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Difi Ahmad Johansyah menyatakan, jika dana tersebut berhasil dibawa kembali ke Indonesia, rupiah akan menguat. ”Namun, BI harus mengsterilisasi karena uang beredar bertambah,” kata Difi di Jakarta, Rabu (11/12/2013).

Ekonom Bank BNI Ryan Kiryanto mengemukakan, dana tersebut penting ditarik lagi ke Indonesia karena bisa menopang likuiditas valas di dalam negeri. Dana tersebut juga bisa digunakan sebagai dana produktif dalam bentuk investasi langsung.

Dana sebesar itu juga bisa mendorong penguatan dan kestabilan nilai tukar rupiah, bahkan bisa memperkuat fundamen ekonomi Indonesia. Neraca pembayaran Indonesia (NPI) juga bisa diperbaiki dengan dana itu.

”Bagaimana cara yang elegan untuk menarik kembali dana yang diparkir di luar negeri itu harus dipikirkan dan dicarikan solusinya oleh pemerintah dan Bank Indonesia,” kata Ryan.

NPI per triwulan III-2013 defisit 2,645 miliar dollar AS. Sepanjang tahun 2013, NPI terus defisit, yakni 6,615 miliar dollar AS pada triwulan I dan 2,477 miliar dollar AS pada triwulan II.

Skema sedang dibahas Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo, akhir pekan lalu, ditanya wartawan mengenai skema untuk menarik dana tersebut ke Indonesia. Menurut Agus, skema atau instrumen untuk menarik dana milik warga negara Indonesia di luar negeri atau nonresiden itu sedang dibahas. ”Ini adalah satu potensi yang bisa diraih. Masih perlu dibicarakan dengan pemerintah,” kata Agus.

Pada acara Kompas100 CEO Forum, beberapa waktu lalu, menjawab pertanyaan dalam diskusi, Gubernur BI mencontohkan paket deposito bagi nonresiden yang dilakukan India. Cara India menarik dana warganya di luar negeri adalah dengan menawarkan deposito tanpa pajak.

”Idealnya dana itu bisa kembali ke Indonesia. Kalau tidak bisa dalam bentuk ekuitas, bisa dalam bentuk penanaman modal,” ujar Agus.

Menteri Keuangan M Chatib Basri dalam kesempatan itu memaparkan, terkait kestabilan makro ekonomi, dana tersebut bisa kembali ke Indonesia. Langkahnya dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi, inflasi, dan berbagai hal lain.

Cara lain untuk menarik dana tersebut adalah dengan memberikan amnesti pajak. Namun, cara ini tidak disarankan karena cukup sulit. Selain itu, harus diterapkan secara menyeluruh tanpa memandang asal-usul uang.

”Dari sisi ekonomi, implikasi dana ini cukup besar. Misalnya, Italia pernah melakukan hal serupa untuk menarik 150 miliar dollar AS. Secara legal dan politik cukup susah,” ujar Chatib. (idr)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastruktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com