"Dalam 2 hingga 3 bulan ini kami melakukan pelelangan dan penjualan kurang lebih 16 persen dari total yang bermasalah. Nominalnya sekitar ratusan miliar lah," kata Direktur Utama BTN Maryono di Kantor Pusat BTN, Jumat (27/12/2013).
Adapun total kredit bermasalah perseroan pada tahun 2013 ini tercatat mencapai Rp 600 miliar. Dari total kredit tersebut, BTN mencatat NPL net sebesar 3,8 persen pada kuartal III 2013. Sumber kredit bermasalah tersebut diakui Maryono kebanyakan disebabkan program KPR Subsidi yang dijalankan perseroan.
"NPL paling tinggi berasal dari KPR subsidi, tapi itu program KPR subsidi yang lama. Pada waktu itu program setelah bayar bunga tapi setelah beberapa tahun bayar pokok, seperti itulah," ujar Maryono.
Program lelang properti bermasalah tersebut dikatakan Maryono baru pertama kali dilakukan BTN. Program itu merupakan salah satu upaya yang dinilai akan mampu mengkonversi kredit bermasalah menjadi pendapatan dan laba.
"Itu baru pertama kali uji coba dan ini akan kita lakukan terus menerus, karena ini efektif dan berdampak baik ke pendapatan kita," jelas dia.
Lebih lanjut, Maryono mengungkapkan BTN akan terus melakukan sistem lelang hasil kredit bermasalah itu di tahun-tahun mendatang, mengingat jumlah kredit bermasalah yang masih cukup tinggi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.