"Sekarang begini, saya minta Merpati membentuk anak perusahaan. Sampai sekarang belum dibentuk. Lambat sekali, bikin anak perusahaan yang di KSO-kan," kata Dahlan ditemui usai rapat pimpinan di kantor BUMN, Kamis (15/1/2014).
Dahlan tak memberikan keterangan lebih lanjut setelah memberikan pernyataan tersebut. Buru-buru ia menuju Istana Negara, menghadiri sidang kabinet, yang digelar pukul 10.00 wib.
Sebelumnya, Menko Bidang Perekonomian Hatta Rajasa sudah meminta semua pihak untuk realistis memandang permasalahan pelik Merpati. "Kalau menurut pandangan saya, kita ini harus realistis. Kalau business plan-nya enggak baik, tutup saja. Rp 6,7 triliun masa mau ditombokin lagi," kata dia Senin lalu.
Sekadar informasi, November 2013 pemerintah memberikan waktu satu bulan kepada Merpati untuk melaporkan rencana bisnisnya. Waktu itu Dahlan mengatakan, direksi Merpati juga harus menyertakan daftar calon investor atau mitra kerja yang bakal kembali menjalankan maskapai pelat merah tersebut dengan skema KSO.
Sebulan berselang, ditemui di kantor Kementerian Perindustrian saat proses pengambilalihan PT Indonesia Asahan Alumina (Inalum) pada Desember 2013, ia berujar telah mendapat laporan dari Merpati bahwa ada 15 investor yang berminat.
Namun, ditemui terakhir seusai rapat pimpinan di gedung PT Berdikari pada awal Januari 2014, mantan Direktur Utama PLN itu justru mengundur tenggat pelaporan rencana bisnis Merpati hingga tiga bulan ke depan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.