Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rel Ganda Selesai, Jakarta-Surabaya Lebih Cepat 3 Jam

Kompas.com - 27/03/2014, 09:24 WIB

Pembangunan rel ganda ini menyerap hingga dua juta tenaga kerja per hari dan mengerahkan 150 alat berat. Rel ganda ini diperkuat dengan 346.000 bantalan dan wesel 249 unit.

”Yang menarik, sepanjang Jakarta-Surabaya ada tujuh titik melingkar dengan radius 300 meter sehingga kecepatan kereta harus dibatasi hingga 60 km per jam. Sekarang, radius jalan melingkar itu sudah diperbesar hingga 500 meter sehingga kereta tetap melaju 90 km per jam,” kata Bambang.

Penghematan BBM

Berdasarkan data proyek ini diketahui, pada saat jalur ganda sudah beroperasi, frekuensi kereta api barang berpotensi meningkat tiga kali lipat menjadi 15 trip per hari dengan kapasitas 500 TEU per hari. Dengan demikian, beban sebesar 340 TEU dapat dialihkan dari jalan ke kereta api.

Bahan bakar minyak (BBM) yang dapat dihemat dengan pengalihan beban tersebut diperkirakan mencapai 115 kiloliter per hari. Selain itu, pengalihan beban ini juga memungkinkan pengurangan emisi karbon dioksida sebesar 350 ton karbon dioksida per hari.

Dalam satu tahun, penghematan BBM dan pengurangan emisi karbon dioksida oleh pengoperasian jalur ganda akan cukup besar jumlahnya, sebesar 42.000 kiloliter BBM dan 128.000 ton karbon dioksida.

Sementara itu, Presiden Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy I Masita mengatakan, penambahan rel ganda itu tidak akan berdampak besar terhadap logistik jika tidak diikuti dengan kesiapan bongkar muat di stasiun.

”Persoalannya tidak hanya di stasiun, tetapi juga perjalanan dari stasiun ke gudang. Layanan kereta api ini agak menyulitkan logistik karena layanannya tidak dari pintu ke pintu. Jadi, biayanya juga tak turun,” ujar Zaldy.

Dia mencontohkan, biaya logistik dengan truk Jakarta-Surabaya sebesar Rp 4 juta-Rp 5 juta dengan waktu tempuh tiga hari. Sementara dengan kereta sekitar Rp 2,5 juta dan waktu hanya satu hari. Namun, waktu bongkar muat bisa dua hari. Sementara biaya dari stasiun ke gudang bisa Rp 1,5 juta. ”Jadi, kalau infrastruktur di stasiun belum ada, dan letak gudang jauh, upaya jalur ganda ini tidak maksimal,” kata Zaldy.

Namun, Bambang Susantono mengatakan, saat ini stasiun sudah disiapkan untuk bongkar muat. ”Tetapi tentunya tidak setiap stasiun bisa dipakai bongkar muat. Stasiun yang disiapkan hanya Stasiun Gudang Kampung Bandan Jakarta, Stasiun Alastuwo Semarang, dan Stasiun Kalimas Surabaya,” ujarnya.

Direktur Komersial PT Kereta Api Indonesia Slamet Suseno Priyanto, ketika dikonfirmasi tentang kesiapan perusahaannya setelah jalur rel ganda beroperasi, mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan sarana pengangkut barang jika rel ganda pantura siap digunakan. Selain itu, tiga stasiun juga sedang dipersiapkan untuk menampung kapasitas barang lebih besar lagi.

”Stasiun Kalimas di wilayah timur akan diperbesar kapasitasnya sehingga bisa menampung 10.000 TEU. Begitu juga Stasiun Sungai Lagoa di Jakarta yang akan diperbesar kapasitasnya menjadi sekitar 10.000 TEU. Di Semarang, kami mau membuka jalur ke Pelabuhan Tanjung Mas,” kata Slamet. Perluasan kapasitas stasiun diperkirakan rampung tahun depan. Dengan demikian, diharapkan banyak perusahaan berminat.
Kekuatan pantura

Saat ini kekuatan perekonomian pantura 26,5 persen dari perekonomian Indonesia. Adapun ekspor-impor pantura diperkirakan bernilai 38,5 persen dari ekspor-impor nasional. Dalam 20 tahun ke depan, dengan adanya Rencana Induk Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), perekonomian di pantura akan tumbuh tiga-empat kali lipat.

Dengan dibukanya aksesibilitas berupa jalur ganda di koridor utama Jakarta-Surabaya, diharapkan banyak kawasan industri, perdagangan, dan pergudangan baru akan tumbuh.

Dari Konferensi Sistem Logistik Pangan Berbasis Transportasi Kereta Api yang diadakan di Kantor Bank Indonesia Wilayah Jawa Barat-Banten, di Bandung, disebutkan, tingginya biaya transportasi dan rumitnya mata rantai distribusi kerap memicu gejolak harga pangan dan inflasi.

Untuk itu, penggunaan moda kereta api perlu didorong demi efisiennya distribusi logistik pangan, khususnya di Pulau Jawa. Deputi Gubernur BI Ronald Waas mengatakan, biaya logistik sangat tinggi karena belum efektifnya sistem dan mata rantai logistik. (ART/ARN/JON/MAR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com