Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BUMI Merugi Rp 6,88 Triliun

Kompas.com - 09/04/2014, 09:03 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Kinerja PT Bumi Resources Tbk (BUMI) masih merah. Emiten batubara milik Grup Bakrie itu masih menanggung rugi bersih sebesar 609,01 juta dollar AS  atau sekitar Rp 6,88 triliun (kurs Rp 11.300 per dollar AS) sepanjang tahun 2013. Meski merugi, tapi kinerja ini sedikit lebih baik dari tahun 2012, yang merugi hingga 666,2 juta dollar AS.

BUMI merugi lantaran pendapatan emiten ini di tahun 2013 merosot 6,03 persen menjadi 3,54 miliar dollar AS dari sebelumnya 3,77 miliar dollar AS. Di sisi lain, beban pokok pendapatan juga naik 2,5 persen menjadi 2,86 miliar dollar AS. Akibatnya, laba usaha BUMI anjlok 46,78 persen menjadi 230,04 juta dollar AS dari sebelumnya 432,28 juta dollar AS.

Dalam laporan keuangan yang dirilis, Selasa (4/8/2014), terlihat, kinerja BUMI kian tertekan lantaran juga menderita rugi selisih kurs sebesar 136,8 juta dollar AS. Tahun sebelumnya, posisi rugi kurs BUMI cuma 47,89 juta dollar AS. Rapor merah BUMI itu juga disebabkan kerugian neto penjualan entitas anak, senilai 50,42 juta dollar AS. Di tahun 2013, BUMI mencatatkan utang jangka panjang senilai total 2 miliar dollar AS. Sedangkan, total kewajibannya tak kurang dari 7,3 miliar dollar AS dengan ekuitas minus sekitar 302,9 juta dollar AS.

Lantaran kinerja yang mengecewakan itu, saham BUMI kemarin rontok 4,2 persen dari hari sebelumnya ke Rp 251 per saham. Bali Securities tercatat menjadi broker dengan penjualan bersih saham BUMI terbesar senilai Rp 8,04 miliar. Menyusul, Lautandhana Securindo, dengan perolehan penjualan bersih Rp 3,15 miliar.

Lantaran tekanan jual kemarin, harga saham emiten yang sempat menjadi primadona investor tersebut, terpuruk ke level terendah sejak satu dasawarsa terakhir. Harga terendah terakhir BUMI tercatat pada tanggal 2 Desember 2003, yakni sebesar Rp 235 per saham. Jika dihitung sejak akhir tahun lalu, harga saham BUMI sudah longsor 116,33 persen.

Beberapa tahun lalu, saham BUMI sempat menjadi favorit investor. Harga saham BUMI pun pernah melambung tinggi dan mencetak rekor harga tertinggi pada 12 Juni 2008 di level Rp 8.850 per saham. Sebenarnya, ada beberapa hal yang seharusnya menjadi sentimen positif bagi pergerakan saham BUMI, mulai dari keberhasilan Grup Bakrie membawa pulang 29,2 persen saham BUMI dari tangan Asia Resources Minerals Plc hingga lampu hijau pemegang saham atas rencana pengurangan utang senilai 2 miliar dollar AS.

"Tapi, sentimen (pengurangan utang) itu butuh waktu, karena semua baru ketuk palu. Belum ada pelaksanaannya," tandas Kiswoyo Adi Joe, Managing Partner Investa Saran Mandiri, kemarin.

Memang, soal pelunasan utang BUMI baru memperoleh persetujuan pemegang saham belum lama ini. Lampu hijau tersebut pun baru menyala setelah BUMI beberapa kali gagal menggelar RUPS. Rencana pembayaran utang ini juga belum bisa dipastikan apakah akan menyehatkan keuangan perusahaan atau justru memberatkan kinerja BUMI di masa mendatang. "Aset perusahaan ini bagus. Tapi sayang, tata kelolanya aneh-aneh," kata Kiswoyo. (Narita Indrastiti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com