Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LPS Naikkan Tingkat Bunga Penjaminan

Kompas.com - 14/05/2014, 14:42 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memutuskan melakukan evaluasi tingkat bunga penjaminan dalam rupiah dan valuta asing untuk bank umum serta simpanan untuk bank perkreditan rakyat (BPR).

Tingkat bunga simpanan yang berlaku per 15 Mei hingga 14 September 2014 naik sebesar 25 basis poin, sedangkan simpanan tak mengalami kenaikan. Dengan demikian, tingkat penjaminan bunga untuk bank umum dalam rupiah menjadi 7,75 persen dan valas menjadi 1,50 persen. Adapun untuk simpanan bagi BPR dalam rupiah 10,25 persen.

Kepala Eksekutif LPS Kartika Wirdjoatmojo mengatakan, LPS rate memang berbeda dengan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) alias BI rate. Kartika mengungkapkan, besaran LPS rate memang sedikit lebih tinggi dibandingkan BI rate.

"LPS rate sejak Maret 2011 sampai Maret 2012 memang lebih tinggi dari BI rate. BI rate itu adalah indikator dari regulator moneter, yaitu BI, untuk menjaga inflasi dan kontraksi maupun ekspansi moneter," kata Kartika di Jakarta, Rabu (14/5/2014).

Adapun LPS rate, lanjut Kartika, merupakan indikator yang menunjukkan proporsi dana masyarakat yang disimpan di perbankan yang menjadi anggota penjaminan LPS.

Kartika mengaku pihaknya merasa perlu menaikkan LPS rate karena kondisi suku bunga yang berlaku di pasar saat ini. "Kenaikan suku bunga pasar saat ini cukup tajam. Sehingga, kami merasa perlu menyesuaikan supaya kami tidak off the market atau lebih rendah dari pasar," ujar dia.

LPS memandang saat ini masih terjadi tren kenaikan tingkat bunga yang cukup tajam di antara perbankan. Berdasarkan pantauan LPS, selama periode Januari hingga April 2014, kenaikan tingkat bunga perbankan telah mencapai 24 basis poin. LPS mengupayakan agar tingkat bunga penjaminan dapat mencakup 90 persen dari jumlah nasabah penyimpan pada seluruh bank.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Whats New
Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Whats New
The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com