Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Banjir Dana Asing ke Pasar Obligasi

Kompas.com - 09/06/2014, 08:10 WIB
EditorErlangga Djumena

JAKARTA, KOMPAS.com - Investor asing menilai, prospek pasar obligasi domestik masih cerah. Hal itu terlihat dari besarnya dana asing yang masuk ke pasar obligasi pemerintah sejak awal tahun.

Data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) menunjukkan, kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) pada 5 Juni 2014 mencapai Rp 394,48 triliun atau naik 4,63 persen dibandingkan dengan posisi akhir April 2014. Nilai itu setara  35,5 persen dari seluruh nilai emisi SBN yang diperdagangkan, yakni  Rp 1.111,09 triliun.

Kepemilikan asing pada SBN juga sempat mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah pada 2 Juni 2014 sebesar Rp 398,04 triliun. Sejak akhir tahun 2013, nilai kepemilikan asing telah naik 21,81 persen.

Global Markets-Financial Analyst Manager Bank Internasional Indonesia (BII), Anup Kumar menilai, bertambahnya minat asing pada SBN mencerminkan prospek pasar obligasi domestik masih cerah. "Sebagai patokan, selama yield SBN tenor 10 tahun berada di kisaran 7,95 persen hingga 8,15 persen maka asing akan terus masuk," ujarnya.

Penurunan kepemilikan asing yang sempat terjadi turun setelah 2 Juni 2014, menurut Kumar, disebabkan oleh aksi ambil untung pihak asing. Apalagi pada 2 Juni 2014, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan Indonesia per April yang defisit sebesar  1,96 miliar dollar AS.

Kumar berpendapat, ada tiga sentimen utama prospek penambahan minat asing pada SBN. Pertama, pekan ini  Bank Indonesia akan mengadakan Rapat Dewan Gubernur dan diperkirakan mempertahankan BI rate 7,5 persen.

Kedua, proses jelang pemilihan presiden (pilpres) relatif aman.

Sejumlah survei merilis bahwa elektabilitas pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla masih di atas kompetitornya. "Faktor ketiga, pelemahan rupiah merupakan kesempatan bagi asing untuk mendapat rupiah lebih banyak dengan masuk ke SBN," ungkapnya.

Kumar menduga, dua hingga tiga pekan ke depan, kepemilikan asing bisa menembus di atas Rp 400 triliun. Dengan catatan, pemerintah bisa menjaga laju ekspor barang non-migas.

Analis obligasi PT Millenium Danatama Indonesia, Desmon Silitonga, mengatakan, tren masuknya asing ke pasar surat utang negara lebih disebabkan oleh tingkat yield yang tinggi. "Secara keseluruhan yield yang ditawarkan surat utang negara merupakan yang paling menarik di antara negara lain," ujarnya. Desmon menduga pasca pilpres, kepemilikan asing bisa tembus di atas Rp 400 triliun.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Siap Beri Penjelasan Transaksi Janggal Kemenkeu, Mahfud MD ke DPR: Jangan Cari Alasan Absen

Siap Beri Penjelasan Transaksi Janggal Kemenkeu, Mahfud MD ke DPR: Jangan Cari Alasan Absen

Whats New
Kapal Pengangkut Pertalite Terbakar, Pertamina Pastikan Pasokan BBM di Lombok-Bali Aman

Kapal Pengangkut Pertalite Terbakar, Pertamina Pastikan Pasokan BBM di Lombok-Bali Aman

Whats New
Cara Mudah Cetak Kartu BPJS Kesehatan secara Online

Cara Mudah Cetak Kartu BPJS Kesehatan secara Online

Whats New
Jejak Kelam Bea Cukai, Tenar Jadi Sarang Pungli dan Dibekukan Soeharto

Jejak Kelam Bea Cukai, Tenar Jadi Sarang Pungli dan Dibekukan Soeharto

Whats New
Cara Buat Paspor Haji dan Umrah 2023 serta Syarat-syaratnya

Cara Buat Paspor Haji dan Umrah 2023 serta Syarat-syaratnya

Whats New
Syarat dan Cara Daftar Mudik Gratis Sepeda Motor Naik Kapal Laut 2023

Syarat dan Cara Daftar Mudik Gratis Sepeda Motor Naik Kapal Laut 2023

Whats New
21 PNS Bea Cukai Korupsi Berjamaah, Sebagian Cuma Dihukum Ringan

21 PNS Bea Cukai Korupsi Berjamaah, Sebagian Cuma Dihukum Ringan

Whats New
Viral Foto Alphard dan Mobil Bea Cukai Masuk Apron Bandara, AP II: Kegiatan Sesuai SOP yang Berlaku

Viral Foto Alphard dan Mobil Bea Cukai Masuk Apron Bandara, AP II: Kegiatan Sesuai SOP yang Berlaku

Whats New
Gaji Tinggi, Tetap Korupsi, Ironi Remunerisasi di Bea Cukai

Gaji Tinggi, Tetap Korupsi, Ironi Remunerisasi di Bea Cukai

Whats New
BUMN Ini Buka Lowongan Kerja untuk S-1, Simak Posisinya

BUMN Ini Buka Lowongan Kerja untuk S-1, Simak Posisinya

Work Smart
Seperti Ini Modus Pungli PNS Bea Cukai yang Terbongkar di Kualanamu

Seperti Ini Modus Pungli PNS Bea Cukai yang Terbongkar di Kualanamu

Whats New
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Jadi 5 Persen

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023 Jadi 5 Persen

Whats New
SVB Bangkrut, Simpanan Nasabah Bank-bank Kecil AS Anjlok

SVB Bangkrut, Simpanan Nasabah Bank-bank Kecil AS Anjlok

Whats New
Bayar Klaim Tertunda, AJB Bumiputera Bakal Jual Aset Properti

Bayar Klaim Tertunda, AJB Bumiputera Bakal Jual Aset Properti

Whats New
Lowongan Kerja Dosen Tetap Non-PNS Unpad 2023, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Dosen Tetap Non-PNS Unpad 2023, Simak Persyaratannya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+