Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamenkeu: Rupiah Melemah juga karena Fundamental Ekonomi

Kompas.com - 18/06/2014, 18:11 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Bambang PS Brodjonegoro mengakui kontak senjata di Irak memang membuat nilai tukar rupiah melemah. Namun demikian, faktor fundamental ekonomi Indonesia juga menurutnya ikut mempengaruhi pelemahan tersebut.

"Salah satunya karena faktor Irak, sentimennya. Kedua, masih menjadi pertanyaan mengenai bahwa rupiah itu ada faktor dari kita juga, fundamentalnya," kata Bambang di Gedung DPR, Rabu (18/6/2014).

Fundamental ekonomi yang dimaksud Bambang adalah current account alias transaksi berjalan yang masih tercatat defisit. Hal ini membuat pasar melihat adanya ketidakpastian dan kemudian mempengaruhi posisi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Meskipun demikian, pihaknya memperkirakan kemungkinan masih adanya peningkatan defisit transaksi berjalan pada kuartal II 2014. Alasannya, pada periode tersebut terjadi banyak repatriasi dividen dan ini turut mempengaruhi kinerja neraca perdagangan.

"Fundamental masih fluktuatif setelah trade balance kita negatif. Kuartal II ini (defisit transaksi berjalan) naik gara-gara banyak repatriasi. Jadi wajar kalau mungkin posisi rupiag agak lebih lemah dibandingkan mata uang lain," jelas Bambang.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara mengatakan tensi kontak senjata di Irak ikut mempengaruhi nilai tukar mata uang. Situasi ini dikhawatirkan akan menyebabkan kenaikan harga minyak merangkak naik lebih lanjut, sehingga, nilai tukar pun terkena imbas pelemahan.

Sekedar informasi, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah pada siang hari ini menyentuh level Rp 11.978 per dollar AS. Sementara itu, pada sehari sebelumnya, Selasa (17/6/2014), rupiah ditutup pada posisi Rp 11.863 per dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com