Direktur Eksekutif Perkumpulan Prakarsa Setyo Budiantoro mengatakan dirinya kurang menyetujui laporan Bank Dunia tersebut. Menurut dia, yang menjadi prioritas Indonesia saat ini bukanlah pertumbuhan ekonomi yang tinggi, namun pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
"Artinya, bagaimana pertumbuhan mampu menyerap tenaga kerja, mengurangi kemiskinan, dan mengatasi ketimpangan," kata Setyo dalam pernyataan resmi yang diterima Kompas.com, Senin (23/6/2014).
Menurut Setyo, Indonesia saat ini mengalami ketimpangan terburuk dengan rasio gini mencapai 0,41 persen. Bila Indonesia terus mengejar pertumbuhan ekonomi yang tinggi, ujar dia, artinya kekeliruan akan terus terjadi. "Apa artinya ekonomi tumbuh bila hanya dinikmati sebagian orang?" ungkap Setyo.
Lebih lanjut, ia menjelaskan ketimpangan atau kekayaan yang terkonsentrasi tak hanya menyinggung rasa keadilan, namun juga menyebabkan ekonomi rentan dan rapuh. Daya beli yang tinggi hanya mampu dilakukan segelintir orang.
"Ini akan membuat agregat permintaan terbatas. Berarti pertumbuhan dengan ketimpangan tinggi juga tidak akan berkelanjutan, seperti menyusun rumah kartu yang sewaktu-waktu runtuh," jelas Setyo.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.