Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 "PR" Ekonomi untuk Siapa Pun Presiden dan Wakil Presiden Terpilih...

Kompas.com - 30/06/2014, 07:20 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) merinci setidaknya ada 10 persoalan besar perekonomian Indonesia. Siapa pun presiden dan wakil presiden yang terpilih nanti dalam Pemilu Presiden 2014 diharapkan dapat menciptakan pembaruan ekonomi.

"Indef memberikan 10 rekomendasi, berupa formulasi peta jalan pembaruan ekonomi," kata Direktur Eksekutif INDEF, Enny Sri Hartati, akhir pekan lalu. Peta jalan yang dia sebutkan pada dasarnya adalah sederetan tantangan perekonomian yang saat ini telah terbaca.

Persoalan maupun rekomendasi peta jalannya tersebut mencakup fundamental ekonomi yang rapuh, perlambatan investasi, rendahnya daya saing industri, ketergantungan impor, ketertinggalan infrastruktur, ancaman defisit neraca perdagangan, dan peran intermediasi perbankan yang terbatas.

“Pertama, pemerintah harus berpihak pada sektor pertanian,” kata Enny, saat berbincang dengan wartawan, usai Seminar Kajian Tengah Tahun Indef 2014 bertajuk Pembaruan Ekonomi atau Status Quo?.

Upaya tersebut, kata Enny, dilakukan antara lain dengan peningkatan produktivitas pertanian, diversifikasi produk pertanian, perombakan tata niaga pangan, pemberian kredit murah, dan optimalisasi infrastruktur di sektor pertanian.

Adapun formula kedua, sebut Enny, terkait dengan kedaulatan energi. Dia mengatakan formula kedua ini harus menjadi agenda utama bagi pemerintahan baru. “Ke depan, arah yang harus dituju adalah penggunaan sumber daya alam (pertambangan) untuk menopang ekonomi domestik dan pengolahan untuk kepentingan ekspor,” ujarnya.

Sementara itu, lanjut Enny, formula ketiga adalah perubahan kualitas dan kuantitas pembangunan infrastruktur. Pemberantasan korupsi dan perbaikan iklim investasi, ujar dia, akan mendongkrak kualitas infrastruktur. “Pemerintah juga perlu mengembangkan skema PPP (public private partnership) lebih jauh, sehingga pembangunan infrastruktur dapat dipercepat,” sambungnya.

Untuk formula keempat, sebut Enny, adalah penguatan sektor riil. Menurut Enny, dua sektor terpenting penyangga sektor riil adalah pertanian dan industri. Namun, kata dia, sangat disayangkan karena sumbangannya terhadap pendapatan domestik bruto pada saat ini justru terus menurun.

Sektor industri, sebut Enny memberikan contoh, saat ini hanya menyumbang PDB sebesar 23 persen dari sebelumnya 29 persen pada 2004. “Kedua sektor ini tak boleh dibiarkan bekerja sendiri, tanpa terkait satu sama lain. Pola ini akan menyelesaikan tiga persoalan paling vital sekaligus yaitu kemiskinan, ketimpangan, dan pengangguran,” papar Enny.


Adapun formula kelima, lanjut Enny, adalah hilirisasi industri. "Ini harus diotimalkan untuk mendorong nilai tambah," kata dia. Enny optimistis, jika hilirisasi berjalan maka nilai ekspor bakal menjulang meski volumenya tak bertambah signifikan.

Lalu, formula keenam adalah penyiapan matang bonus demografi. Enny mengatakan pengendalian pertumbuhan penduduk dan peningkatan kualitas tenaga kerja adalah pekerjaan rumah yang harus segera digarap dan diselesaikan oleh siapa pun presiden dan calon presiden terpilih.

“Kehadiran sektor keuangan bagi pembangkit kinerja sektor riil harus dipastikan hadir. Pembelaan perbankan terhadap UMKM dan sektor pertanian perlu ditingkatkan dengan regulasi pemerintah, tingkat bunga rendah, dan perlu terkonsentrasi di pedesaan,” papar Enny untuk formula ketujuh.

Adapun formula kedelapan, sebut Enny, adalah meningkatkan tax ratio menjadi di atas 14 persen pada 2016. Optimalisasi penerimaan pajak, kata dia, dapat dilakukan dengan kalkulasi potensi pajak yang sesungguhnya masih besar (tax gap), termasuk memperhitungkan potensi kebocoran pajak.

Untuk formulasi kesembilan, sebut Enny, adalah keharusan keluar dari jeratan subsidi energi. Enny menuturkan, upaya ini antara lain dilakukan dengan mengavaluasi skema subsidi BBM secara komprehensif, baik untuk mengurangi tekanan subsidi pada APBN maupun pemanfaatan subsidi untuk mempercepat pembangunan infrastruktur energi alternatif.

Terakhir, papar Enny, formula perekonomian Indonesia harus mengatasi paradoks pertumbuhan ekonomi yang diiringi dengan ketimpangan ekonomi baik antar-golongan, antar-sektor, maupun antar-wilayah harus dihentikan.

“Penguatan aset produktif kaum miskin, misalnya lewat reforma agraria dan penguatan modal, merupakan salah satu pintu untuk membekali kelompok rentan tersebut berkiprah dalam pembangunan ekonomi secara layak,” kata Enny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com