Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjualan Barang Elektronik Lesu

Kompas.com - 07/07/2014, 10:04 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaku usaha, khususnya ritel barang elektronik mengeluhkan lesunya penjualan pada kuartal I 2014. Penyebabnya antara lain adanya pemilu, baik pemilihan legislatif maupun pemilihan presiden pada periode tersebut.

Tidak hanya pemilu, menurunnya penjualan barang elektronik juga disebabkan karena nilai tukar rupiah yang terus berfluktuasi. Sehingga, konsumen cenderung menahan untuk membeli barang elektronik.

"Realisasi kurang, faktornya banyak. Salah satunya rupiah. Dari pemilihan legislatif, pemilihan presiden, sehingga otomatis berdampak pada rupiah ya. Dan juga kalau kondisinya lebih ke tanggal 9 Juli," kata GM Electronic Solution dan Home Solution Willy Sutanto kepada wartawan di Jakarta, akhir pekan lalu.

Willy berharap ketidakstabilan ini tidak terus berlarut hingga Oktober 2014 mendatang, periode dimana kabinet baru akan diumumkan. Sebab, kata dia, saat ini banyak sekali pelaku bisnis yang harus mengoreksi targetnya.

Lebih lanjut, pada kuartal I dan II tahun ini realisasi penjualan berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sebab, liburan anak sekolah dan momentum Piala Dunia biasanya mendongkrak penjualan barang-barang elektronik.

"Cuma 2014 ini cenderung lemah. Di Maret kami cukup berat menaikkan (penjualan) dari tren umum yang biasa terjadi. Daya beli konsumsi, daya serap melemah. Investor masih menahan, wait and see. Kita harap kedua calon (presiden) memberi hasil positif," jelas Willy.

Willy mengungkapkan pada tahun 2013 lalu, Electronic Solution dan Home Solution meraup penjualan Rp 2,1 triliun. Pada awalnya, target penjualan pada tahun 2014 mencapai peningkatkan antara 10 hingga 11 persen. Namun demikian, pihaknya terpaksa melakukan koreksi target untuk tahun 2014.

"Tahun ini sepertinya harus ada koreksi, mungkin di angka 7 hingga 8 persen. Kuartal I kita kontribusi tidak terlalu besar, sekitar 17 hingga 18 persen dari total penjualan 1 tahun full," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com