"Namun harga jual relatif tetap sehingga lama-lama bukannya untung malah buntung," ujar Sekretaris Eksekutif Asosiasi Teh Indonesia, Atik Dharmadi di Jakarta, Kamis (21/8/2014).
Dharmadi menjelaskan, kerugian pengusaha disebabkan oleh berbagai hal diantaranya yaitu meningkatnya biaya produksi karena kenaikan harga BBM, biaya pupuk, petisida, dan upah tenaga kerja.
Di sisi lain, harga jual teh tidak mengalami kenaikan sehingga biaya produksi lebih besar dari pada harga jual teh. Dampaknya, menurut dia, banyak perusahaan teh yang harus menutup bisnisnya karena ketidakmampuan membiayai produksi tadi.
"Banyak perusahaan swasta lebih dari 5 sudah tutup dalam periode 10 tahun terakhir," kata dia.
Bahkan, karena kesulitan keuangan, beberapa perusahaan teh beralih menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar untuk mengolah teh dari yang tadinya menggunakan solar. Oleh karena itu, Dharmadi meminta kepada pemerintah agar memikirkan energi alternatif sehingga beban bahan bakar di pabrik teh tidak terus membengkak.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.