Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biaya Administrasi ATM Naik, Ini Alasannya

Kompas.com - 08/09/2014, 14:15 WIB
Tabita Diela

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Senior Executive Vice President Transaction Banking Bank Mandiri Rico Usthavia Frans memastikan, mulai 1 Oktober 2014 mendatang, biaya administrasi bertransaksi melalui jaringan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Prima dan ATM Bersama akan naik. Biaya administrasi antar bank naik menjadi Rp 7.500 dari sebelumnya Rp 5.000.

Menurut Rico, kenaikan tersebut cukup beralasan. Tingginya biaya operasional memaksa pihak Artha Jasa, Prima, dan Bank Mandiri sendiri untuk menaikkan biaya transaksi.

"Begini, secara umum, investasi di ATM tersebut masih dibutuhkan. Tapi, investasinya itu. Yang banyak menanggung biaya investasi adalah acquiring bank. Satu ATM itu kira-kira nilainya sekitar 7.000 sampai 8.000 dollar AS, tergantung ya. Tapi biaya operasionalnya itu yang mahal," ujar Rico di Jakarta, Senin (8/9/2014).

Menurut Rico, biaya operasional tiap ATM di Mandiri mencapai sekitar Rp 16 juta sampai Rp 17 juta per ATM per bulan. "Itu termasuk biaya amortisasi, biaya telekomunikasi, biaya pengisian uang. Nah, pengisian uang yang paling mahal," kata Rico.

Selain itu, Rico juga mengungkapkan bahwa sudah cukup lama tidak ada kenaikan biaya transaksi. Dia lupa kapan tepatnya kenaikan terakhir, dari Rp 4.000 ke biaya saat ini sebesar Rp 5.000. Karena itu, kenaikan biaya administrasi kali ini dinilai cukup beralasan dan sekaligus menjadi ancang-ancang sebagai tindakan preventif jangka panjang.

Rico berharap, peningkatan biaya ini akan meningkatkan minat bank-bank kecil untuk berinvestasi. Karena, kalau tidak, hanya bank-bank besar yang menanggung biaya tersebut.

Adapun, menurut Rico, ATM Bank Mandiri hingga saat ini jumlahnya akan mencapai 15.500 unit di akhir tahu. "Kita berangkat dari 12.500 unit, nanti akhir tahun kita nambah lagi. Tiap tahun kita beli 2.000 sampai 3.000 ATM. Mungkin tahun ini kita beli 4.500, 500 untuk ganti, 4.000 untuk tambah," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com