Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sepeda Indonesia Merambah 62 Negara

Kompas.com - 08/09/2014, 15:32 WIB

Percepatan seperti apa yang dibutuhkan Polygon untuk menjadi global brand?

Ada beberapa hal yang membuat kami harus awas terus. Perkembangan sangat dinamis. Masalah industri sepeda tidak terlepas dari politik global dan politik di Indonesia. Misalnya kebijakan-kebijakan pemerintah yang menurut kami agak ngawur. Menteri itu harusnya bekerja untuk kepentingan negara, tapi ada menteri-menteri yang begitu egois lebih mengarah ke sektoral asal rapotnya bagus saja. Misalnya melakukan ini untuk jangka pendek bagus, tetapi membunuh jangka panjang. Itu yang tidak jelas, mau ke arah mana. Bagi kami, kalau jelas bagaimanapun kami ikut.

Peran kementerian untuk masalah ini?

Kementerian Perindustrian selama ini sangat bagus mendukung. Cuma dari sektoral-sektoral tidak nyambung. Fungsi menteri koordinasi itu masih belum jalan seperti harapan dan membuat kami bingung mau ke arah mana nantinya itu. Tidak punya komando. Kita ini banyak orang pintar. Masalahnya tidak ada yang mengoordinasi sehingga orang-orang pintar ini jalan sendiri-sendiri.

Pemerintah baru cukup menjanjikan?

Pemerintah baru ini banyak orang pintar. Yang terpenting bagaimana pimpinan tim (team leader). Pimpinannya tidak pintar tidak mengapa asal jelas memilih orang dan opsi yang ada. Di antara opsi-opsi, pilih salah satu dan jalankan dengan konsisten. Bagi kami, asal ada arah yang benar, konsisten jalankan. Prinsipnya, asal dia berpikir betul-betul demi Indonesia. Jangan ada interest pribadi terlalu banyak lah.

KOMPAS/WISNU NUGROHO Salah satu pusat distribusi Polygon di Asia Tenggara adalah Bangkok, Thailand. Sebelumnya, Polygon telah membuka pusat distribusi di Singapura, Malaysia, dan Filipina. Di Thailand, Polygon digunakan sebagai sepeda satuan Kepolisian Kerajaan.

Evaluasi Polygon berusia 25 tahun?

Saya sebetulnya lebih idealis dari pada mikir profitabilitas. Saya senang kalau orang-orangnya berkembang. Saya lebih suka kalau teman-teman di perusahaan itu yang lebih pintar supaya saya bisa pensiun. Saya tidak ingin di perusahaan terlalu lama karena itu menjadi masalah. Biasanya orang lama itu sok pintar. Sejauh ini, kami sudah cukup di jalur (on track) menjadi pemain di tingkat internasional. Dengan aktivitas-aktivitas Polygon, orang asing mengenal Indonesia. Made in Indonesia itu membanggakan. Tidak banyak di Asia yang bisa begitu. Kami evaluasi terus bagaimana beradaptasi dengan pengaruh eksternal. Wawasan harus lebih luas. Kami melihat bagaimana langkah ke depan supaya bisa antisipasi, bukan sekadar follower. Apa yang kami lakukan adalah melihat lima tahun ke depan. Tidak bisa mengandalkan satu dua orang. Kira-kira arahnya ke sana, ada tim yang bekerja untuk running, ada yang untuk strategi.

Soal perubahan logo Polygon?

Kami 25 tahun mengikuti perkembangan zaman, moga-moga logo ini bisa untuk 25 tahun ke depan. Penyegaran. Secara tim memikirkan apa yang harus dilakukan, semangat baru.

Seperti apa industri sepeda dunia?

Kondisi sangat dinamis. Peran Asia makin lama makin kuat. Malaysia tumbuh, Asia tumbuh. Sebelumnya dipandang sebelah mata, kini diperhatikan penuh. Ada kesadaran, kalau mau sukses secara internasional, perhatikan Asia.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com