Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jokowi Punya Latar Belakang Bisnis, Dia Bisa Memahami..."

Kompas.com - 18/09/2014, 07:07 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia yakin bahwa presiden terpilih Joko "Jokowi" Widodo memahami akar masalah tersendatnya pembangunan infrastruktur di Indonesia. Keyakinan ini berdasarkan pada latar belakang Jokowi yang merupakan pebisnis.

"Pak Jokowi ini kan punya latar belakang bisnis, bisa memahami pentingnya bisnis itu lancar. Tidak harus menunggu macet, berjam-jam kita di mobil," ujar Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto di Jakarta, Rabu (17/9/2014).

Dia mencontohkan, salah satu proyek yang harus dibenahi Jokowi nanti adalah kemacetan yang merupakan pekerjaan rumah Jokowi saat menjabat menjadi Gubernur DKI Jakarta. Kemacetan Jakarta, sebut Suryo, sudah sangat akut. Bahkan dalam waktu tertentu, perjalanan dari Bandara Soekarno-Hatta ke pusat kota Jakarta bisa mencapai 4 jam.

"Itu kita terbang ke Indonesia 16 jam dari Eropa, masa dari airport yang jaraknya 25 km sampai pusat kota 4 jam," kata dia.

Karena kemacetan sudah sangat mengganggu roda ekonomi, dia pun meminta kepada Jokowi untuk segera mencabut subsidi BBM sehingga ada dana untuk pembiayaan pembangunan infrastruktur. Salah satunya adalah pembenahan transportasi dan pembangunan jalan layang di Jakarta.

"Produktivitas kita, efisiensi kita, sangat banyak kita korbankan untuk macet. Ini tidak bisa lagi ditoleransi. Jadi kita harus mampu mengambil suatu keputusan atau kebijakan yang betul-betul merupakan solusi," kata Suryo.

Baca juga: Simak Harapan Pengusaha untuk Kabinet Jokowi-JK

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Sawit Sumber Tani Agung Resources Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 43,8 Persen

Whats New
Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Pendaftaran CASN 2024, Instansi Diminta Segera Isi Rincian Formasi ASN

Whats New
Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Masuk Musim Panen, Bulog Serap 30.000 Ton Gabah Per Hari

Whats New
Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Pekerja Mau Sejahtera dan Naik Gaji, Tingkatkan Dulu Kompetensi...

Whats New
Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Hindari Denda, Importir Harus Lapor Impor Barang Kiriman Hasil Perdagangan dengan Benar

Whats New
Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Pendaftaran Seleksi CASN Dibuka Mei 2024, Menpan-RB Minta Kementerian dan Pemda Percepat Input Formasi Kebutuhan ASN

Whats New
IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Turun 0,84 Persen di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 2 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com