Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Olah Buah Pala, Wanita Ini Kini Punya 7 Karyawan

Kompas.com - 15/10/2014, 13:03 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


KOMPAS.com - Pada abad ke 15 nama Kepulauan Maluku sudah begitu terkenal dalam dunia perdagangan Eropa. Bahkan, seiring bangkitnya semangat eksplorasi akibat blokade Kota Dagang Konstantinopel oleh Turki Usmani tahun 1453, berbondong-bondong bangsa Eropa mencari jalan ke timur, sumber rempah-rempah yang dikenal juga dengan sebutan penjelajahan samudra.

Buah pala, salah satu rempah yang digandrungi masyarakat Eropa kala itu, kini tetap menjadi buah bibir dan harapan sebagian masyarakat Maluku dalam mengais rezeki. Salah satunya adalah Ros Likumahua, seorang pengusaha usaha kecil menengah (UKM) asal Ambon.

Memanfaatkan ketenaran buah pala, Ros berani mencari alternatif bisnis dari buah yang terkenal itu. Selama ini, diberbagai daerah di Indonesia, buah pala sangat terkenal dijadikan asinan. Namun Ros mencoba hal lain, yaitu memanfaatkan sari dari buah pala sebagai bisnisnya.

Dimulai tahun 2004, dengan modal seadanya, Ros memulai petualangan bisnisnya itu dengan memanfaatkan banyaknya pohon pala yang tumbuh didaerahnya. Atas dasar pasokan buah pala yang melimpah, Ros berani memasarkan produk sari pala di Kota Ambon.

Di awal bisnisnya, dia mengaku, bisnisnya tak terlalu berjalan mulus. Keterbatasan pengetahuan mengenai pemasaran menjadi kendala utama berkembangnya bisnis Ros. Kala itu, produksi sari pala Ros tidak besar, hanya sekitar seratusan botol setiap bulannya. Bahkan, karena belum mengenal brand, Ros tidak menempelkan nama produk pada botol sari palanya.

Seiring berjalannya waktu, pengalaman dan pengetahuan bisnis yang didapatnya, Ros mulai menyadari bahwa branding adalah hal yang penting dalam bisnis. Akhirnya, pada tahun 2010,dia mulai merubah strategi bisnis sari palanya dengan menempelkan brand  Sarila dan mulai menampilkan produknya di berbagai pameran.

"Saya terus memamerkan produk ini disetiap pameran seperti ini," kata Ros saat berbincang dengan Kompas.com dalam Pameran Mutiara dari Timur di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (14/10/2014).

Setelah bisnis rumahannya itu berjalan 10 tahun serta dibantu 7 orang pekerjanya, Ros mengaku mampu memproduksi 5.000 botol sari buah pala selama satu bulan. Dengan harga jual Rp 10.000 per botol, Ros mengatakan besar keuntungan bersih produk tersebut mencapai Rp 12 juta setiap bulannya.

Saat ini produk rumahan sari pala Ros sudah dipasarkan keberbagai daerah di Indonesia. Bahkan, kata dia, turis asing yang datang ke Maluku menjadikan produk sari palanya menjadi oleh-oleh wajib para pelancong.

Ros pun berharap bisa memasarkan produknya ke luar negeri. Tentu menurut dia, usaha itu bisa terwujud jika ada bantuan dari pemerintah pusat maupun daerah. "Saya sangat berkeinginan untuk itu (ekspor). Mudah-mudahan saja suatu saat nanti," ucap perempuan asal Ambon itu.

Keinginan mengekspor produknya itu bukan hanya untuk kepentingan pribadinya saja, melainkan juga untuk kembali membuka mata dunia - sekali lagi bahwa Maluku masih menjadi penghasil rempah-rempah yang menjadi "kegilaan" dalam sejarah dunia itu.

baca juga: Bisnis Cacing, Adam Kantongi Rp 300 Juta Sebulan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soarl Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soarl Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Ada Bansos dan Pemilu, Konsumsi Pemerintah Tumbuh Pesat ke Level Tertinggi Sejak 2006

Whats New
Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Peringati Hari Buruh 2024, PT GNI Berikan Penghargaan Kepada Karyawan hingga Adakan Pertunjukan Seni

Whats New
Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Kemenperin Harap Produsen Kembali Perkuat Pabrik Sepatu Bata

Whats New
IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

IHSG Naik Tipis, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.026

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com