"Kami sudah dengar KPPU, kami sudah menjelaskan. Tetapi keputusannya belum, mungkin mereka juga mau berbicara dengan INACA dan airlines," ujar Vice President Aviation Pertamina Winuntoro di Jakarta, Rabu (15/10/2014).
Dia menjelaskan, Pertamina sudah memberikan keterangan secara lengkap kepada KPPU. Menurut dia, mahalnya harga avtur yang terjadi saat ini karena memang adanya perbedaan biaya distribusi avtur di Indonesia dan negara-negara lain.
Sementara itu, mengenai pungutan biaya untuk avtur di bandara, menurut Wisnuntoro, bukanlah kewenangan Pertamina, melainkan kebijakan pemerintah. Dia memperkirakan penyelesaian itu bisa dilakukan INACA atau airlines dengan meminta pemerintah menghapus kebijakan itu.
"Kalau pungutan bandara itu bukan dari kita, tapi pemerintah. Ini mungkin akan ada usaha dari INACA, mungkin ya untuk melaporkan pungutan-pungutan itu ya," kata dia.
Sebelumnya, KPPU mencurigai Pertamina melakukan praktik monopoli terkait penjualan avtur. Pasalnya, menurut KPPU, harga avtur di Indonesia relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan harga avtur di negara ASEAN lainnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.