Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi Oktober Capai 0,47 Persen

Kompas.com - 03/11/2014, 11:32 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Pusat Statistik (BPS) melansir, indeks harga konsumen Oktober 2014 sebesar 0,47 persen. Sementara inflasi tahun kalender sebesar 4,19 persen dan inflasi tahun ke tahun (YoY) sebesar 4,83 persen.

Kepala BPS Suryamin mengatakan, Inflasi Oktober tahun ini meski lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya namun masih di bawah 0,5 persen. Pada Oktober 2013 inflasi tercatat, 0,09 persen, Oktober 2012 sebesar 0,16 persen, dan bahkan pada Oktober 2011 terjadi deflasi sebesar -0,12 persen.

“Ada beberapa penyebab inflasi Oktober 2014 beberapa diantaranya tarif listrik dan kenaikan harga gas LPG, serta tarif angkutan udara,”papar Suryamin, di kantornya, Senin (3/11/2014).

Adapun, inflasi komponen inti Oktober 2014 mencapai 0,27 persen dan inflasi inti tahun ke tahun sebesar 4,02 persen.

Terjadi inflasi di 74 kota indeks harga konsumen, dan delapan kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tual yang mecatatkan inflasi sebesar 2,18 persen.

Suryamin menerangkan, inflasi di Tual didorong harga sayuran, ikan, kenaikan tarif listrik serta LPG. Sementara itu, lanjut Suryamin inflasi terendah terjadi Mamuju sebesar 0,06 persen. Di sisi lain, deflasi tertinggi terjadi di Sorong sebesar -1,08 persen.

“Menurut kelompok pengeluarannya, inflasi tertinggi terjadi pada kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 1,04 persen, sebagai akibat dari TDL dan LPG,” ujar Suryamin.

Tertinggi kedua, ada pada kelompok pengeluaran kesehatan yang mencatatkan iflasi sebesar 0,6 persen, dipicu mahalnya harga peralatan kesehatan dan biaya obat-obatan, serta tingginya kebutuhan alat-alat kosmetik.

Suryamin menambahkan, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembahau mengalami inflasi 0,43 persen, didorong kenaikan harga rokok, TDL serta LPG. Adapun berdasarkan komponennya, inflasi inti sebesar 0,27 persen, harga yang diatur pemerintah sebesar 1,34 persen, harga bergejolak sebesar 0,24 persen, serta energi sebesar 2,40 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bersama Mentan Amran, Presiden Jokowi Lakukan Peninjauan Program Pompanisasi di Kotawaringin Timur

Bersama Mentan Amran, Presiden Jokowi Lakukan Peninjauan Program Pompanisasi di Kotawaringin Timur

Whats New
IHSG Menguat di Akhir Sesi, Rupiah Koreksi

IHSG Menguat di Akhir Sesi, Rupiah Koreksi

Whats New
Membandingkan Anggaran Makan Siang Gratis Rp 71 Triliun dengan Pembangunan IKN

Membandingkan Anggaran Makan Siang Gratis Rp 71 Triliun dengan Pembangunan IKN

Whats New
Badan Bank Tanah Targetkan Peningkatan Aset Lahan 23.000 Hektar Tahun Ini

Badan Bank Tanah Targetkan Peningkatan Aset Lahan 23.000 Hektar Tahun Ini

Whats New
Surge dan Arsari Group Sepakati Kerja Sama Penyediaan Akses Internet Masyarakat

Surge dan Arsari Group Sepakati Kerja Sama Penyediaan Akses Internet Masyarakat

Whats New
2 Solusi Lupa PIN ATM BNI, Bisa dari HP Antiribet

2 Solusi Lupa PIN ATM BNI, Bisa dari HP Antiribet

Spend Smart
Mandiri Energi, Dusun di Cilacap Ini Andalkan Listrik dari Tenaga Surya

Mandiri Energi, Dusun di Cilacap Ini Andalkan Listrik dari Tenaga Surya

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Infrastruktur Telko SUPR Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 3,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Infrastruktur Telko SUPR Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 3,8 Persen

Whats New
Menko Airlangga Yakini Kinerja Kemenko Perekonomian pada 2025 Mampu Maksimalkan Transformasi Ekonomi Menyeluruh

Menko Airlangga Yakini Kinerja Kemenko Perekonomian pada 2025 Mampu Maksimalkan Transformasi Ekonomi Menyeluruh

Whats New
Bank Tanah Siapkan 150 Hektar di IKN untuk Polri

Bank Tanah Siapkan 150 Hektar di IKN untuk Polri

Whats New
Bank Tanah Sediakan 1.750 Hektar untuk Relokasi Kampung Nelayan Terdampak IKN

Bank Tanah Sediakan 1.750 Hektar untuk Relokasi Kampung Nelayan Terdampak IKN

Whats New
2 Cara Ganti PIN ATM BCA, Bisa lewat HP?

2 Cara Ganti PIN ATM BCA, Bisa lewat HP?

Spend Smart
Akhiri Dugaan Monopoli, KPPU Terima Perubahan Antarmuka Jasa Logistik di Aplikasi Shopee

Akhiri Dugaan Monopoli, KPPU Terima Perubahan Antarmuka Jasa Logistik di Aplikasi Shopee

Whats New
Injourney Catat Laba Rp 1,1 Triliun Sepanjang Tahun 2023

Injourney Catat Laba Rp 1,1 Triliun Sepanjang Tahun 2023

Whats New
Sepanjang 2023, Nilai Ekspor Tuna RI Mencapai Rp 15,2 Triliun

Sepanjang 2023, Nilai Ekspor Tuna RI Mencapai Rp 15,2 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com