Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalla: Lebih Baik Inflasi Sedikit Naik, tetapi APBN Aman

Kompas.com - 18/11/2014, 14:41 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla tak mengkhawatirkan lonjakan inflasi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Menurut dia, lebih baik inflasi naik sedikit, tetapi neraca APBN aman. Ia juga menilai kenaikan inflasi sebagai suatu risiko dari kebijakan yang ditetapkan pemerintah demi masa depan yang lebih baik.

"Tidak ada tindakan yang tidak berisiko. Daripada kita defisit, lebih baik inflasi naik, tetapi APBN aman," kata Kalla di Jakarta, Selasa (18/11/2014).

Di samping itu, Kalla menilai, kenaikan harga BBM bersubsidi tidak berdampak terhadap kenaikan rasio non performing loan (NPL) atau kredit bermasalah. Menurut Kalla, kenaikan harga BBM bersubsidi justru akan mengurangi rasio NPL karena kegiatan ekonomi bisa berjalan lebih baik.

"Justru NPL bisa berkurang karena kegiatan ekonomi bisa berjalan dengan baik, dan berarti perusahaan orang bisa beli lagi mobil, bisa membayar mobilnya, bisa membayar rumahnya, dan sebagainya," ucap dia.

Ia juga menyanggah anggapan yang menilai bahwa kenaikan harga BBM bersubsidi akan mengakibatkan semakin banyaknya kredit macet. Menurut dia, kredit macet menjamur karena kegiatan ekonomi tidak berjalan. Namun, dengan kenaikan harga BBM, menurut Kalla, pemerintah bisa membangun infrastruktur lebih baik sehingga kegiatan ekonomi bisa berjalan dengan baik.

"Kalau berjalan, tidak akan macet. Justru, kalau pemerintah tidak menstimulus, kredit macet bisa lebih tinggi lagi," ujar Kalla.

Kendati demikian, Kalla mengakui bahwa kenaikan harga BBM bersubsidi bisa memengaruhi sektor konsumsi. Meskipun demikian, menurut Kalla, pengaruhnya terhadap sektor konsumsi tidak akan berlangsung lama. "Sedikit, paling tiga bulan, setelah itu akan terjadi ekuilibrium baru," kata dia.

Senin (17/11/2014) malam, Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi. Harga premium dan solar mengalami kenaikan sebesar Rp 2.000 per liter.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengakui bahwa kenaikan harga BBM bersubsidi akan berpengaruh terhadap inflasi. Menurut dia, dengan kenaikan harga Rp 2.000, perkiraan tambahan inflasi 2014 ada pada kisaran 2 persen. Sementara itu, dalam asumsi APBN, angka inflasi bisa menjadi 7,3 persen pada akhir 2014. Meskipun demikian, Bambang memperkirakan bahwa dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi ini sudah akan teredam dalam waktu dua bulan.

Bila dalam asumsi makro APBN 2015 disebutkan bahwa target defisit neraca berjalan pada kisaran 2,2 persen, kenaikan harga BBM bersubsidi ini diperkirakan bisa menekan target itu. "Jadi, turun di bawah 2,2, persen," ujar Bambang.

Baca juga: Organda Mengancam Mogok, Ini Komentar Jonan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Konser Taylor Swift Disebut Bisa Bikin Bank Sentral Inggris Tunda Pangkas Suku Bunga

Konser Taylor Swift Disebut Bisa Bikin Bank Sentral Inggris Tunda Pangkas Suku Bunga

Whats New
Cara Beli Token Listrik dan Bayar Listrik PLN via Livin’ by Mandiri

Cara Beli Token Listrik dan Bayar Listrik PLN via Livin’ by Mandiri

Spend Smart
5 Tren Digitalisasi Rantai Pasok Perusahaan untuk Genjot Pendapatan

5 Tren Digitalisasi Rantai Pasok Perusahaan untuk Genjot Pendapatan

Work Smart
Cara Mengatasi ATM BRI Terblokir, Bisa lewat HP

Cara Mengatasi ATM BRI Terblokir, Bisa lewat HP

Whats New
Strategi Semen Indonesia Dorong Keberlanjutan Bisnis di Tengah Tantangan 'Oversupply'

Strategi Semen Indonesia Dorong Keberlanjutan Bisnis di Tengah Tantangan "Oversupply"

Whats New
Long Weekend Idul Adha, KAI Operasikan KA Mutiara Timur

Long Weekend Idul Adha, KAI Operasikan KA Mutiara Timur

Whats New
Jadwal Operasional BNI Selama Libur dan Cuti Bersama Idul Adha 2024

Jadwal Operasional BNI Selama Libur dan Cuti Bersama Idul Adha 2024

Whats New
International Expo 2024 Libatkan Investor dari 20 Negara, BSI Bidik Transaksi Rp 1 Triliun

International Expo 2024 Libatkan Investor dari 20 Negara, BSI Bidik Transaksi Rp 1 Triliun

Whats New
Soal Tokopedia PHK Karyawan, GoTo Sebut Bukan Pemegang Saham Mayoritas

Soal Tokopedia PHK Karyawan, GoTo Sebut Bukan Pemegang Saham Mayoritas

Whats New
50 Persen Kebutuhan Listrik di Ambon Dipasok dari Pembangkit Apung PLN IP

50 Persen Kebutuhan Listrik di Ambon Dipasok dari Pembangkit Apung PLN IP

Whats New
Tungku Smelter Morowali Semburkan Uap Panas, 2 Pekerja Terluka

Tungku Smelter Morowali Semburkan Uap Panas, 2 Pekerja Terluka

Whats New
Mulai 18 Juni, 2 Kereta Ekonomi Ini Pakai Rangkaian New Generation

Mulai 18 Juni, 2 Kereta Ekonomi Ini Pakai Rangkaian New Generation

Whats New
Daftar UMK Kota Bandung 2024 dan 26 Daerah Lain di Jawa Barat

Daftar UMK Kota Bandung 2024 dan 26 Daerah Lain di Jawa Barat

Work Smart
KAI Services Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA/SMK, Simak Persyaratannya

KAI Services Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA/SMK, Simak Persyaratannya

Work Smart
SBSN, SUN, dan SBN, Apa Bedanya?

SBSN, SUN, dan SBN, Apa Bedanya?

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com