Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Manusia Perahu” di Derawan, Korban Konflik di Filipina

Kompas.com - 25/11/2014, 14:14 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Nama Derawan mendadak menjadi sorotan. Berita penangkapan ratusan manusia yang tinggal di perahu dan sampan, membuat pubik bertanya-tanya siapakah mereka sebenarnya.

Beberapa waktu lalu, Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Soesilo mewanti-wanti, banyaknya pendatang asing lama-lama bisa membahayakan kedaulatan NKRI. Indroyono bilang, Indonesia tidak boleh lagi kehilangan pulau seperti saat kehilangan Sipadan-Ligitan.

Wakil Bupati Berau, Kalimantan Timur, Ahmad Rivai, Senin (24/11/2014) mengatakan tidak ada indikasi penguasaan pulau oleh “manusia perahu” ini. Ahmad menuturkan, mereka ini adalah orang-orang yang hidupnya tidak menentu dan terdesak.

“Murni karena konflik di Filipina, orang-orang Bajau itu. Mereka ini bangsa tersudut dan tergesa-gesa akhirnya masuk ke Malaysia,” kata Ahmad.

Dia menengarai keberadaan “manusia perahu” di Derawan sudah cukup lama. Pada 2010 saja, pemerintah Indonesia menemukan 153 orang. Ahmad bilang, mereka masuk ke wilayah Indonesia, lantaran pada saat itu Malaysia sedang gencar menggenjot pariwisata.

“Akhirnya mereka diusir. Terdesak mereka, dan hanyut masuk ke wilayah kita,” imbuh Ahmad.

Ahmad menambahkan, orang-orang ini tidak punya warga negara. Meski begitu, mereka berbicara dengan bahasa Tagalok, dan mengaku dari wilayah Samporna.

Ahmad berharap, ketiga negara, Indonesia, Malaysia, dan Filipina bisa duduk bersama menyelamatkan korban konflik ini. “Yang jelas tidak ada (indikasi) penguasaan pulau,” tandas Ahmad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com