Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/12/2014, 09:41 WIB
|
EditorErlangga Djumena

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com — Hilangnya pesawat AirAsia QZ8501 berdampak pada saham maskapai dengan penerbangan berbiaya murah asal Malaysia ini. Saham perusahaan besutan Tony Fernandes ini langsung terpuruk pada awal perdagangan di bursa Malaysia, Senin (29/12/2014).

Saham AirAsia tergelincir 13 persen ke posisi 2,56 ringgit per lembar saham dan lebih rendah 8,2 persen pada perdagangan pukul 09.38 waktu setempat.

Harga saham AirAsia dipangkas dari target 3,15 ringgit menjadi 2,64 ringgit per lembar saham. Sementara itu, saham AirAsia X Bhd tergelincir 6,6 persen di lantai bursa Malaysia.

"Insiden AirAsia ini mengkhawatirkan. Sentimen investor terhadap penerbangan Malaysia lagi-lagi dilukai oleh insiden pesawat dalam rentang waktu yang cukup pendek," ujar manajer investasi pada Samsung Asset Management Hongkong, Alan Richardson, seperti dikutip dari Bloomberg.

Hilangnya pesawat QZ8501 pun dikhawatirkan akan berdampak pada sentimen pasar terhadap pariwisata. "Bagi AirAsia, hilangnya pesawat tersebut kemungkinan akan memiliki dampak besar pada sentimen terhadap penerbangan regional. Harapan akan pulihnya potensi permintaan perjalanan melalui udara pada tahun 2015 kini sirna karena insiden ini," tulis Hong Leong Investment Bank dalam laporannya.

Di samping itu, musibah yang menimpa AirAsia ini pun dikhawatirkan akan terus memengaruhi saham dan penjualan tiket AirAsia. "Insiden ini tampaknya akan menyebabkan beberapa tekanan pada saham, dan permintaan pun akan menurun tajam," ujar Direktur Investasi Invesco Asset Management Abdul Jalil Abdul Rasheed.

Seperti diberitakan, pesawat Airbus jenis 320-200 berkode QZ8501 hilang kontak pada Minggu (28/12/2014) pagi. Pesawat rute Surabaya-Singapura ini mengangkut 162 penumpang dan awak kabin.

Baca juga:
Pesawat AirAsia dari Surabaya ke Singapura Dilaporkan Hilang
CEO AirAsia: Ini Mimpi Buruk Terburuk Saya...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com