Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anjlok ke 47 Dollar AS, Minyak Dunia Sentuh Harga Terendah Sejak April 2009

Kompas.com - 07/01/2015, 08:30 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak dunia jatuh ke tingkat terendah baru dalam lebih dari 5,5 tahun pada Selasa (6/1/2015) waktu setempat (Rabu pagi WIB). Penurunan harga emas hitam ini didorong oleh Arab Saudi yang menyalahkan lemahnya pertumbuhan ekonomi global.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari, merosot 2,11 dollar AS menjadi ditutup pada 47,93 dollar AS per barel, posisi terendah yang terakhir disaksikan pada akhir April 2009.

Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Februari turun 2,01 dollar AS menjadi menetap di 51,10 dollar AS per barel, tingkat terendah sejak awal Mei 2009.

"Pasar masih khawatir tidak ada tanda-tanda bahwa membanjirnya pasokan akan mulai turun," kata analis Nordea Markets, Thina Margrethe Saltvedt.

James Williams dari WTRG mengatakan pelemahan di pasar bisa membawa harga hingga di bawah 40 dollar AS per barel.

"Pada dasarnya, ada keberlanjutan kekhawatiran tentang OPEC tidak mengurangi produksinya, terutama Arab Saudi, dan produksi Amerika Serikat terus meningkat," kata dia.

Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Salman, dalam pidato atas nama Raja Abdullah yang sedang sakit pada Selasa mengatakan, pertumbuhan yang lemah yang harus disalahkan untuk jatuhnya harga, yang telah mengiris pendapatan pengekspor terbesar di dunia itu.

"Perkembangan ini bukanlah hal yang baru di pasar minyak, dan kerajaan itu di masa lalu menghadapinya dengan tegas dan bijaksana," katanya.

Ia menambahkan bahwa Arab Saudi akan mempertahankan "pendekatan yang sama" terhadap pasar.

Itu tampak mempertegas tekad Riyadh untuk mempertahankan pangsa pasarnya bukannya mengurangi produksi, sekalipun jika itu mendorong harga lebih rendah.

Pada Senin, Arab Saudi dilaporkan menurunkan harga ekspor ke Eropa dan Amerika Serikat dalam upaya untuk mempertahankan pangsa pasarnya.

Harga minyak juga terus menurun karena pasar memperkirakan persediaan minyak mentah Amerika Serikat meningkat.

Persediaan minyak mentah AS mungkin meningkat 700.000 barel menjadi 386,2 juta barel dalam pekan yang berakhir 2 Januari, menurut survei Bloomberg menjelang rilis laporan dari Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu.

Produksi AS naik menjadi 9,13 juta barel per hari hingga 26 Desember, tingkay tertinggi sejak 1983, menurut EIA.

Terlebih lagi, tidak ada tanda-tanda bahwa Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) akan memangkas produksinya dalam menanggapi kemerosotan harga.

Juru bicara Kementerian Perminyakan Irak Asim Jihad pada Minggu mengatakan bahwa negaranya berencana untuk meningkatkan ekspor minyak mentah menjadi 3,3 juta barel per hari bulan ini. Irak mengekspor 2,94 juta barel per hari pada Desember, angka tertinggi sejak 1980-an.

Produksi OPEC turun sebesar 122.000 barel per hari pada November menjadi 30,24 juta barel pada bulan lalu, menurut survei Bloomberg.

Harga minyak mentah telah menyerahkan lebih dari 50 persen dari puncak terbaru mereka pada Juni 2014 di tengah kekhawatiran tentang berlimpahnya pasokan global dan melemahnya permintaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kuartal I-2024, Emiten Infrastruktur Telko SUPR Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 3,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Infrastruktur Telko SUPR Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 3,8 Persen

Whats New
Menko Airlangga Yakini Kinerja Kemenko Perekonomian pada 2025 Mampu Maksimalkan Transformasi Ekonomi Menyeluruh

Menko Airlangga Yakini Kinerja Kemenko Perekonomian pada 2025 Mampu Maksimalkan Transformasi Ekonomi Menyeluruh

Whats New
Bank Tanah Siapkan 150 Hektar di IKN untuk Polri

Bank Tanah Siapkan 150 Hektar di IKN untuk Polri

Whats New
Bank Tanah Sediakan 1.750 Hektar untuk Relokasi Kampung Nelayan Terdampak IKN

Bank Tanah Sediakan 1.750 Hektar untuk Relokasi Kampung Nelayan Terdampak IKN

Whats New
2 Cara Ganti PIN ATM BCA, Bisa lewat HP?

2 Cara Ganti PIN ATM BCA, Bisa lewat HP?

Spend Smart
Akhiri Dugaan Monopoli, KPPU Terima Perubahan Antarmuka Jasa Logistik di Aplikasi Shopee

Akhiri Dugaan Monopoli, KPPU Terima Perubahan Antarmuka Jasa Logistik di Aplikasi Shopee

Whats New
Injourney Catat Laba Rp 1,1 Triliun Sepanjang Tahun 2023

Injourney Catat Laba Rp 1,1 Triliun Sepanjang Tahun 2023

Whats New
Sepanjang 2023, Nilai Ekspor Tuna RI Mencapai Rp 15,2 Triliun

Sepanjang 2023, Nilai Ekspor Tuna RI Mencapai Rp 15,2 Triliun

Whats New
BCA Mobile Sempat Alami Gangguan, Manajemen: Saat Ini Telah Kembali Normal

BCA Mobile Sempat Alami Gangguan, Manajemen: Saat Ini Telah Kembali Normal

Whats New
Kimia Farma Buka-bukaan Penyebab Rugi di 2023 Mulai dari Operasional hingga Anak Usaha

Kimia Farma Buka-bukaan Penyebab Rugi di 2023 Mulai dari Operasional hingga Anak Usaha

Whats New
Lowongan Kerja PT Pegadaian untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Pegadaian untuk S1, Ini Persyaratannya

Work Smart
Catatkan Kinerja Positif Sepanjang 2023, MSIG Life Berkomitmen Tumbuh Optimal dan Berkelanjutan

Catatkan Kinerja Positif Sepanjang 2023, MSIG Life Berkomitmen Tumbuh Optimal dan Berkelanjutan

BrandzView
2 Perusahaan Pelayaran Global Nyatakan Tertarik Berkegiatan di Makassar New Port

2 Perusahaan Pelayaran Global Nyatakan Tertarik Berkegiatan di Makassar New Port

Whats New
Tutup 5 Pabrik, Kimia Farma Kalkulasikan Jumlah Karyawan yang Terdampak PHK

Tutup 5 Pabrik, Kimia Farma Kalkulasikan Jumlah Karyawan yang Terdampak PHK

Whats New
Nestlé Indonesia Dukung Pemerintah dalam Upaya Menjaga Sumber Air

Nestlé Indonesia Dukung Pemerintah dalam Upaya Menjaga Sumber Air

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com