Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Maskapai Berbiaya Murah Abaikan "Safety"?

Kompas.com - 07/01/2015, 10:06 WIB
Reska K. Nistanto

Penulis

Beberapa contoh penghematan lain yang dilakukan oleh maskapai LCC di Indonesia, menurut dia, adalah dengan tidak menggunakan fasilitas garbarata (jembatan yang menghubungkan ruang tunggu penumpang ke pintu pesawat terbang). Maskapai LCC pada umumnya tidak menggunakan garbarata supaya tidak dikenai biaya oleh pihak bandara yang menyediakan fasilitas tersebut.

Jumlah staf yang dimiliki maskapai LCC juga dibuat seminimal mungkin, dari tingkat top management hingga karyawan kantoran biasa. Itu sebabnya struktur hierarki dalam maskapai LCC biasanya lebih ramping, tidak banyak vice president.

"Di kantor pun demikian, kalau (pekerjaan) bisa dikerjain satu orang, kenapa harus pekerjakan dua orang? Struktur organisasinya juga lebih flat, tidak lebar secara organisasi," ujar FOO tersebut.

Optimalisasi pesawat

Selain melakukan penghematan di berbagai pos, maskapai LCC juga mengejar pendapatan dengan cara optimalisasi dari jumlah pesawat yang ada.

Pesawat baru bisa menghasilkan uang kalau mereka terban. Itu sebabnya, turnaround time sebuah pesawat di maskapai LCC tergolong cepat, sekitar 30 menit di darat untuk menurunkan dan menaikkan penumpang.

Sebagai contoh, sebuah pesawat yang terbang delapan rute dalam satu hari, jika waktu turnaround-nya sekitar 35 menit, maka di akhir hari, pesawat tersebut sudah menghabiskan waktu 80 menit di darat (setara dengan 1 jam 20 menit, cukup untuk terbang Jakarta-Denpasar).

"Daily utilization pesawat jadi terbuang, mending buat terbang," kata FOO tersebut.

Ia membandingkan, utilisasi pesawat di maskapai LCC dalam satu hari bisa mencapai 12 jam. Bandingkan dengan maskapai Garuda Indonesia yang full service, utilisasi pesawatnya per hari bisa hanya 7 jam.

Safety yang utama

Walau mengoptimalkan utilisasi pesawat, FOO tersebut mengakui bahwa soal safety dan perawatanadalah yang utama.

Penghematan yang dilakukan LCC bisa disebut untuk hal-hal tidak terlalu perlu. Hal-hal yang penting, seperti maintenance, training, dan safety, sama sekali tidak ada toleransi.

"Kalau soal maintenance, kami enggak berani (macam-macam), silakan tanya langsung ke inspektur DSKU bagian maintenance, mereka mengakui, kok," katanya.

Baca juga:
Selamat Tinggal Penerbangan Murah...
Jonan: Tony Fernandez Mengaku Salah karena AirAsia QZ8501 Tak Ada Izin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com