Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/01/2015, 22:12 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Transformasi masyarakat Kabupaten Bekasi dari masyarakat pertanian menjadi masyarakat industrial tak selalu bertemu pada satu titik, kesejahteraan.

Nyatanya, dan bisa terlihat dengan sangat nyata, di tepi kawasan industri terbesar di Asia Tenggara, masih ada kemiskinan yang terselip. Ironisnya, alih-alih mampu dientaskan, kemiskinan itu justru kian melebar karena lahan-lahan sawah terganti dengan beton atau baja-baja industrial.

Sementara itu, kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar juga semakin tersisihkan lantaran magnet industri menyedot para pendatang.

Perlahan tapi pasti, sang "empunya" pun kian terpinggirkan. Coba tengok, beberapa desa disekitar kawasan Industri di Kabupaten Bekasi. Memprihatinkan, kata yang acap kali terlontar dari mulut Menteri Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar dalam kunjungannya ke Desa Tanjung Sari, Kecamatan Cikarang, Kabupaten Bekasi Minggu (11/1/2015) sore.

Kemiskinan, bangunan rumah banyak yang tak layak, sampai pencemaran lingkungan jadi porsi utama kunjungan itu. Di akhir kunjungannya, sang menteri mengatakan bahwa desa di tempat dia berasal bisa jadi lebih baik ketimbang desa yang berada diperkotaan seperti di Bekasi.

"Desa di perkotaan malah lebih buruk kondisinya dari pada desa yang berada di kampung," kata Marwan.

Selain Desa Tanjung Sari, Marwan juga berkeinginan mengunjungi desa yang tersohor karena kemiskinannya di Kabupaten Bekasi yaitu Desa Muara Gembong. Berdasarkan informasi yang ia dapat, kemiskinan di Muara Gembong terbilang sangat parah dari pada desa Tanjung Sari.

Sayangnya, keinginan sang menteri pupus lantaran sempitnya waktu kunjungan. Namun, ia berjanji akan meninjau langsung desa di pesisir Kabupaten Bekasi tersebut. Baginya, kemiskinan desa di Bekasi merupakan bagian dari realitas masyarakat Indonesia.

Meski tak mengatakan ada korelasi antara kemiskinan dengan industrialisasi, Marwan tetap menegaskan akan meminta 6.000 perusahaan yang ada di Kawasan Jababeka lebih peduli kepada masyarakat disekitarnya.

Berdasarkan data Dinas Sosial Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, sampai 2014, setidaknya ada 450.000 jiwa Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).


Ada sejumlah indikator yang membuat ratusan ribu warga tersebut masuk golongan PMKS.

Pertama, kepala keluarga berpenghasilan kurang dari Rp 600.000 per bulan. Kedua, Mereka tidak mendapat asupan protein selama seminggu. Indikator lainnya, ribuan masyarakat itu juga tidak mampu membeli pakaian satu stel selama setahun untuk anggota keluarganya. Mereka juga ditengarai tak memiliki tabungan atau harta tak bergerak yang dapat dijual. Sementara dari aspek pendidikan tidak taman sekolah dasar.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Pemerintah akan Tutup Social Commerce Jika 'Kekeuh' Berjualan di Platformnya

Pemerintah akan Tutup Social Commerce Jika "Kekeuh" Berjualan di Platformnya

Whats New
IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Merah

IHSG dan Rupiah Berakhir di Zona Merah

Whats New
UOB Indonesia Luncurkan Fitur FSCM, Sasar Perusahaan Rantai Pasok

UOB Indonesia Luncurkan Fitur FSCM, Sasar Perusahaan Rantai Pasok

Whats New
Maybank Punya Shariah Wealth Management, Ini Manfaatnya untuk Nasabah

Maybank Punya Shariah Wealth Management, Ini Manfaatnya untuk Nasabah

Whats New
Judi Online Gunakan QRIS, Komisi XI DPR: BI Harus Evaluasi Sistem Layanan secara Menyeluruh

Judi Online Gunakan QRIS, Komisi XI DPR: BI Harus Evaluasi Sistem Layanan secara Menyeluruh

Whats New
Tepung Bumbu Cap Opung Diluncurkan, Targetkan Pasar di Area Jatim

Tepung Bumbu Cap Opung Diluncurkan, Targetkan Pasar di Area Jatim

Rilis
Jurus Pertamina agar Bright Gas Makin Diterima Pasar

Jurus Pertamina agar Bright Gas Makin Diterima Pasar

Whats New
Mendag: Social Commerce Hanya Boleh Fasilitasi Promosi, Tak Boleh untuk Bertransaksi

Mendag: Social Commerce Hanya Boleh Fasilitasi Promosi, Tak Boleh untuk Bertransaksi

Whats New
Pemerintah Larang 'Social Commerce' Fasilitasi Transaksi Perdagangan

Pemerintah Larang "Social Commerce" Fasilitasi Transaksi Perdagangan

Whats New
QRIS Digunakan untuk Judi 'Online', Pengamat: BI Bersama OJK, PPATK, dan Polri Bisa Blokir

QRIS Digunakan untuk Judi "Online", Pengamat: BI Bersama OJK, PPATK, dan Polri Bisa Blokir

Whats New
Rehabilitasi DAS, Perusahaan Tambang di Dairi Tanam Mangrove di Lahan Seluas 60 Hektar

Rehabilitasi DAS, Perusahaan Tambang di Dairi Tanam Mangrove di Lahan Seluas 60 Hektar

Whats New
Wika Beton Raup Kontrak Rp 4,67 Triliun, Proyek Infrastruktur Masih Dominan

Wika Beton Raup Kontrak Rp 4,67 Triliun, Proyek Infrastruktur Masih Dominan

Whats New
Aplikasi BCA Mobile Alami Gangguan, Ini Respons Manajemen

Aplikasi BCA Mobile Alami Gangguan, Ini Respons Manajemen

Whats New
HCML Didorong Tingkatkan Produksi Gas hingga 500 Juta Standar Kaki Kubik Per Hari

HCML Didorong Tingkatkan Produksi Gas hingga 500 Juta Standar Kaki Kubik Per Hari

Whats New
UOB Targetkan Akuisisi Bisnis Konsumer Citibank Rampung November 2023

UOB Targetkan Akuisisi Bisnis Konsumer Citibank Rampung November 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com