Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Ingin BI Turunkan Suku Bunga Menyusul Kebijakan ECB

Kompas.com - 28/01/2015, 21:37 WIB
Icha Rastika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla kembali menyampaikan harapan pemerintah agar Bank Indonesia menurunkan suku bunga. Penurunan suku bunga ini dinilainya mampu mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dengan target pemerintah.

"Mungkin malah harus diturunkan bunga kita agar lebih cepat pertumbuhannya untuk mencapai sekitar enam persen itu," ujar Kalla di Jakarta, Rabu (28/1/2015).

Kendati demikian, menurut dia, BI belum perlu mengubah kebijakan moneter yang fundamental menyusul keputusan bank sentral Eropa (ECB) yang menyuntikkan stimulus. Perekonomian yang stagnan di zona euro dan ancaman deflasi membuat ECB menyuntikkan stimulus tersebut. Langkah serupa pernah diambil bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) tujuh tahun lalu. Menurut Kalla, kondisi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih baik dibandingkan dengan negara-negara Eropa.

"Euro zone itukan Anda tahu semua banyak kesulitannya, banyak masalahnya. Di Yunani, Jerman, di mana pun akibat embargo ke Rusia dan sebagainya sehingga ekonomi Eropa lebih stagnan dewasa ini dari pada dulu karena itu dia, merubah kebijakannya," sambung Kalla.

Kebijakan ECB ini dinilai menambah keragaman kebijakan moneter global. Gubernur ECB Mario Draghi sebelumnya mengumumkan bahwa ECB akan membeli surat berharga, termasuk terbitan swasta, hingga 60 miliar euro per bulan. Program pembelian ini akan berlangsung hingga September 2016.

Pada saat yang sama, ECB mempertahankan tingkat suku bunga yang mencapai rekor terendahnya sebesar 0,05 persen. Pelonggaran dilakukan ECB. Sebaliknya, The Fed justru akan mengetatkan likuiditasnya dan menurunkan suku bunga. Bank sentral Denmark, Turki, India, Peru, dan Kanada sudah memangkas suku bunganya pekan lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com