Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyiasati Kocek Tetap Aman saat Pensiun

Kompas.com - 13/02/2015, 18:19 WIB

Konsep bisnis
Memulai usaha tidak bisa ujug-ujug berhasil. Agar lebih matang, siapkan rencana bisnis yang jelas. Tidak perlu terlalu rumit. Cukup perjelas jenis usaha, pasar atau konsumen yang disasar, kondisi persaingan di bidang usaha tersebut, rencana pemasaran, dan apa keunikan bisnis (unique selling point). Tidak lupa, simulasi usaha berisi analisis balik modal, proyeksi arus kas, dan sebagainya.

Bila harus berutang
Lantas, bagaimana jika modal untuk bisnis tidak ada atau kurang memadai? Bolehkah melirik utang atau kredit bank? Para perencana keuangan kompak tidak menyarankan hal itu.  “Jika bisnis masih baru dan belum memberi pendapatan yang stabil, belum waktunya kita ambil kredit dengan cicilan rutin,” jelas Diana.

Maklum, pendapatan seorang pensiunan umumnya jauh lebih kecil ketimbang yang masih produktif. Akan terlalu berisiko jika memulai usaha pada saat pensiun dengan modal utang. “Kalaupun mengambil kredit saat pensiun, penggunaannya adalah untuk ekspansi usaha yang sudah ada. Bukan untuk merintis usaha,” tegas Budi Raharjo, perencana keuangan OneShildt Financial Planning.

Jika memang dana pribadi Anda tidak memadai sebagai modal bisnis yang hendak Anda rintis, masih ada jalan lain. Rakhmi Permatasari, perencana keuangan dari Safir Senduk dan Rekan, menyarankan Anda untuk menggandeng investor atau penanam modal. “Ajak kerjasama teman atau saudara sebagai rekan bisnis sehingga modal usaha tidak 100 persen berasal dari utang,” kata dia.

Nah, bila memang harus berutang untuk modal usaha rintisan, Anda harus memperhatikan hal-hal berikut ini agar utang tidak jadi malapetaka di masa pensiun Anda. Pertama, kemampuan membayar cicilan utang. “Apakah uang pensiun yang Anda terima cukup untuk melunasi pinjaman dan menopang hidup?” kata Rakhmi.

Hindari berasumsi cicilan utang akan Anda bayar dari hasil usaha yang kategorinya start up. Buat simulasi apabila mengambil kredit dengan cicilan sekian rupiah per bulan ditambah pengeluaran sehari-hari, apakah Anda masih bisa leluasa mengatur kocek Anda?

Kedua, penggunaan dana utang. Beberapa bank saat ini menawarkan kredit untuk pensiunan. Syaratnya mudah. Surat keputusan (SK) pensiun jadi jaminan karena pembayaran cicilan utang dipotong langsung dari uang pensiun debitor.

Beberapa bank tidak ketat membatasi peruntukan kredit apakah hanya untuk usaha atau bisa untuk kegiatan konsumtif. Bila Anda tidak memiliki komitmen kuat dan hitungan jelas tentang penggunaan dana, lebih baik tidak melirik tawaran kredit tersebut. Risiko terlalu besar. Maklum, kebanyakan bunga kredit pensiunan memakai bunga flat. Artinya, bunga utang dihitung berdasarkan nilai total utang, tanpa melihat nilai pokok utang yang telah dibayarkan debitor.

Singkat kata, bunga flat identik dengan harga mahal. Berusaha tetap produktif ketika pensiun adalah hal baik, tapi pastikan caranya tepat agar kocek tetap sehat! (Agung Jatmiko, Ruisa Khoiriyah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com