"Berdasarkan informasi Direktur Panasbumi KESDM, Tanah longsor besar terjadi sktr pkl 14.30 WIB di atas instalasi pipa dan menyebabkan pipa bergeser serta tertimbun sehingga putus," ujar Kepala Pusat Komunikasi Kementerian ESDM Saleh Abdurrahman kepada Kompas.com, Jakarta, Rabu (6/5/2015).
Lebih lanjut kata dia, longsoran terjadi akibat curah hujan yang terus menerus di hulu atau bagian atas pipa yang kondisi tanahnya kritis atu labil akibat aktivitas pertanian seperti penanaman kentang.
Saat ini kata Saleh, karena yang terkena longsor adalah pipa yg menuju lokasi pembangkit, maka operasi Star Energy unit 1 dan 2 dihentikan secara total. Unit 1: 110 MW dan unit 2: 117 MW, total 227 MW.
Kementerian ESDM dan PT Star Energy menyatakan bela sungkawa atas jatuhnya korban akibat tanah longsor tersebut. Perusahaan telah menyatakan kesediaan untuk membantu korban, termasuk memperbaiki 4 rumah penduduk yang terkena longsor. Korban tewas akibat longsor tersebut menjadi 4 orang. Sementara itu 9 orang dikabarkan masih tertimbun longsoran tanah dan 10 orang dirawat dirumah sakit karena mengalami luka-luka. (baca juga: Pipa Gas di Pangalengan Meledak)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.