Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Kekeringan, Bojonegoro Dibantu 300 Unit Pompa Air

Kompas.com - 25/06/2015, 11:03 WIB
Latief

Penulis

BOJONEGORO, KOMPAS.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memberikan bantuan 300 unit pompa air untuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, untuk mengantisipasi kekeringan pertanian.

"Tadi Pemkab Bojonegoro melalui Pak Bupati meminta tambahan bantuan pompa air 27 unit, tetapi kami katakan untuk Bojonegoro, kami beri bantuan pompa air sebanyak 300 unit," kata Mentan di Desa Simorejo, Kecamatan Kantor, Bojonegoro, Rabu (24/6/2015).

Menggunakan helikopter, Mentan tiba di lokasi pukul 13.00 bersama-sama Pangdam V Brawijaya, Mayjen TNI Eko Wiratmoko, dan Direktur Pengadaan Perum Bulog, Wahyu, usai melakukan panen bawang merah di Probolinggo dan panen cabe di Malang dan langsung meninjau lahan kekeringan.

Mentan mengatakan, pemberian bantuan pompa air dalam jumlah besar ini sebagai langkah kongkrit mengantisipasi kekeringan yang mulai melanda lahan pertanian Bojonegoro di awal musim kemarau 2015. Kementerian Pertanian (Kementan) telah memberikan bantuan pompa air untuk Pemkab Bojonegoro sebanyak 83 unit yang bersumber dari bantuan dana refocusing, APBN, dan APBN Perubahan 2015. Hingga kini, Kementan mengucurkan bantuan pompa air sebanyak 20 ribu hingga 30 ribu unit untuk seluruh Indoensia.

"Dan saya minta dalam waktu satu minggu pompanya sudah ada di petani, kita harus gerak cepat atasi kekeringan," ujar Mentan.

Mentan mengungkapkan, pihaknya telah melakukan langkah antisipasi kekeringan secara nasional yakni sejak awal tahun. Luas lahan pertanian yang dilanda kekeringan secara nasional yaitu sebesar 198 ribu hektare, sedangkan khusus di Bojonegoro, lahan pertanian rawan kekeringan sebesar 10.128 ribu hektare.

"Daerah di Pulau Jawa selain Bojonegoro yang rawan dilanda kekeringan yakni Kabupaten Indramayu, Jawa Barat dan Kabupaten Demak, Jawa Tengah," paparnya.

Mentan berjanji akan memberikan tambahan bantuan anggaran di tahun 2016 untuk Pemkab Bojonegoro karena produksi padi di wilayah ini melebihi target yang diberikan. Namun, Mentan meminta Pemkab Bojonegoro agar fokus dan serius melakukan langkah antisipasi kekeringan pada lahan 10.128 hektare tersebut.

"Kami janji akan beri anggaran di tahun 2016 yang lebih besar, tapi tolong amankan lahan kering 10.128 hektare itu," ujar Mentan.

Dalam kesempatan ini, Mentan menyatakan tidak akan melakukan impor pangan khususnya beras dan meminta petani agar menjual gabahnya ke Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog). Menurut Mentan, produksi dalam negeri cukup dan aman selama bulan Ramadhan sampai Lebaran.

"Produksi padi di Jawa Timur dalam dua bulan ke depan, yakni sebanyak 500 ribu ton. Dengan produksi sebesar ini, maka kebutuhan beras aman, tidak ada impor," kata Mentan.

Bupati Bojonegoro Suyoto menambahkan, produksi padi di Bojonegoro setiap tahunnya mencapai 1 juta ton dari total luas lahan sawah sebesar 77 ribu ha. Sementara itu, kebutuhan beras di Bojonegoro setiap tahunnya hanya sebesar 500 ribu ton.

"Artinya, Bojonegoro bisa menyumbang produksi nasional sebesar 500 ribu ton per tahun," kata Suyoto.

Terkait penyelamatan tanaman padi dari ancaman kekeringan, Suyoto mengatakan telah menyusun beberapa upaya penyelamatan untuk mencapai swasembada pangan. Upaya itu diantaranya melakukan normalisasi atau pengerukan Waduk Pacal dan pembuatan Waduk Gonseng, mengatur pembagian air secara cermat, cepat dan tepat, sampai mengawal pembagian air dengan ketat.

"Selain itu, kami akan lakukan program pembuatan 1.000 embung dan menjamin kelancaran pendistribusian pupuk yang tepat sasaran," jelas Suyoto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com