Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Perekonomian: Kita Akan Tetap Berutang, sebab...

Kompas.com - 11/07/2015, 02:03 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menyampaikan bahwa pemerintah akan tetap berutang untuk membiayai pembangunan infrastruktur. Pemerintah tidak sanggup menanggung semua biaya pembangunan infrastruktur yang nilainya Rp 5.500 triliun dalam lima tahun.

"Kita akan tetap berutang karena untuk membangun infrastruktur ini kita perlu dana Rp 5.500 triliun dalam lima tahun. Itu pemerintah paling-paling bisa menyediakan sekitar 40 persen, 40 persen itu pun sebagian adalah utang," kata Sofyan di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Kamis, (9/7/2015).

Sofyan menilai tidak masalah pemerintah mengambil utang dari luar negeri asalkan digunakan untuk kepentingan produktif. Ia juga menilai Indonesia berbeda dengan Yunani yang kini bangkrut dalam mengelola utang.

Menurut Sofyan, Yunani cenderung mengelola utangnya untuk kepentingan konsumsi dan sosial. Sementara Indonesia menggunakan utangnya untuk membiayai pembangunan.

"Kita berutang yang harus dihindari untuk kepentingan konsumtif. Jangan bandingkan Yunani dengan Indonesia. Indonesia harus dibandingkan dengan negara-negara yang jauh lebih baik pengelolaan manajemen ekonominya," tutur Sofyan.

Lagi pula, menurut dia, rasio utang Yunani saat ini hampir 200 persen dari gross domestic product (GDP) atau produk domestik bruto (PDB). Sedangkan Indonesia, baru 26 persen dari GDP.

Ia juga menyampaikan bahwa utang multilateral sesungguhnya sangat murah. Sofyan lantas mencontohkan bunga yang ditetapkan Asian Development Bank kepada Indonesia yang besarannya terbilang kecil.

"Utang ADB, itu bunga utangnya ada 1-2 persen, jangka waktunya 30-40 persen. Sekarang kita lebih banyak membayar utang daripada membuat utang baru. Padahal utang baru itu masih untung kita masih bisa menggunakan utang tersebut," kata dia.

Pemerintah sebelumnya diingatkan sejumlah kalangan untuk belajar dari Yunani yang dinilai salah perhitungan ketika berutang kepada IMF atau lembaga pembiayaan internasional. Alih-alih bisa melunasi utangnya sebesar Rp 22 triliun, Yunani kini bangkrut. 

Menurut pengamat politik Ahmad Junaidi seperti dikutip Tribunnews.com, utang Indonesia periode Januari 2010 hingga Mei 2015 menembus angka Rp 2.845,25 triliun. Belum lama ini Menteri BUMN Rini Soemarno telah meminjam utang Rp 520 triliun dari Tiongkok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Membandingkan Anggaran Makan Siang Gratis Rp 71 Triliun dengan Pembangunan IKN

Membandingkan Anggaran Makan Siang Gratis Rp 71 Triliun dengan Pembangunan IKN

Whats New
Badan Bank Tanah Targetkan Peningkatan Aset Lahan 23.000 Hektar Tahun Ini

Badan Bank Tanah Targetkan Peningkatan Aset Lahan 23.000 Hektar Tahun Ini

Whats New
Surge dan Arsari Group Sepakati Kerja Sama Penyediaan Akses Internet Masyarakat

Surge dan Arsari Group Sepakati Kerja Sama Penyediaan Akses Internet Masyarakat

Whats New
2 Solusi Lupa PIN ATM BNI, Bisa dari HP Antiribet

2 Solusi Lupa PIN ATM BNI, Bisa dari HP Antiribet

Spend Smart
Mandiri Energi, Dusun di Cilacap Ini Andalkan Listrik dari Tenaga Surya

Mandiri Energi, Dusun di Cilacap Ini Andalkan Listrik dari Tenaga Surya

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Infrastruktur Telko SUPR Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 3,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Infrastruktur Telko SUPR Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 3,8 Persen

Whats New
Menko Airlangga Yakini Kinerja Kemenko Perekonomian pada 2025 Mampu Maksimalkan Transformasi Ekonomi Menyeluruh

Menko Airlangga Yakini Kinerja Kemenko Perekonomian pada 2025 Mampu Maksimalkan Transformasi Ekonomi Menyeluruh

Whats New
Bank Tanah Siapkan 150 Hektar di IKN untuk Polri

Bank Tanah Siapkan 150 Hektar di IKN untuk Polri

Whats New
Bank Tanah Sediakan 1.750 Hektar untuk Relokasi Kampung Nelayan Terdampak IKN

Bank Tanah Sediakan 1.750 Hektar untuk Relokasi Kampung Nelayan Terdampak IKN

Whats New
2 Cara Ganti PIN ATM BCA, Bisa lewat HP?

2 Cara Ganti PIN ATM BCA, Bisa lewat HP?

Spend Smart
Akhiri Dugaan Monopoli, KPPU Terima Perubahan Antarmuka Jasa Logistik di Aplikasi Shopee

Akhiri Dugaan Monopoli, KPPU Terima Perubahan Antarmuka Jasa Logistik di Aplikasi Shopee

Whats New
Injourney Catat Laba Rp 1,1 Triliun Sepanjang Tahun 2023

Injourney Catat Laba Rp 1,1 Triliun Sepanjang Tahun 2023

Whats New
Sepanjang 2023, Nilai Ekspor Tuna RI Mencapai Rp 15,2 Triliun

Sepanjang 2023, Nilai Ekspor Tuna RI Mencapai Rp 15,2 Triliun

Whats New
BCA Mobile Sempat Alami Gangguan, Manajemen: Saat Ini Telah Kembali Normal

BCA Mobile Sempat Alami Gangguan, Manajemen: Saat Ini Telah Kembali Normal

Whats New
Kimia Farma Buka-bukaan Penyebab Rugi di 2023 Mulai dari Operasional hingga Anak Usaha

Kimia Farma Buka-bukaan Penyebab Rugi di 2023 Mulai dari Operasional hingga Anak Usaha

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com