Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Devaluasi Yuan Kembali Tekuk IHSG 3,09 Persen di Penutupan Bursa

Kompas.com - 12/08/2015, 16:36 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi jual oleh investor asing yang dipicu oleh devaluasi mata uang yuan terhadap dollar AS turut menyeret laju pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini, Rabu (12/8/2015).

Indeks terkoreksi cukup dalam pada hari ini, melanjutkan pelemahan yang terjadi pada hari sebelumnya. Pelemahan ini juga berbarengan dengan bursa regional dan global yang kompak memerah sore ini.

Sementara itu, perombakan kabinet untuk menteri-menteri ekonomi tak juga memberikan sentimen positif kepada pasar.

Pukul 16.00, IHSG ditutup melemah sebesar 3,09 persen atau 143,1 poin di posisi 4.479,49. Hanya ada 32 saham yang diperdagangkan menguat, selebihnya sebanyak 269 saham melemah dan 63 saham stagnan. Volume perdagangan mencapai 5,27 miliar lot saham senilai Rp 5,8 triliun.

Saham-saham yang menyeret IHSG ke zona merah antara lain BBRI (Rp 9.700), BMRI (Rp 8.800), BBCA (Rp 13.150), TLKM (Rp 2.800), KLBF (Rp 1.455), BBNI (Rp 4.510) dan ASII (Rp 6.075).

Sementara itu, saham-saham yang banyak ditransaksikan adalah SRIL (Rp 303), TLKM (Rp 2.800), KLBF (Rp 1.455), BMRI (Rp 8.800), dan BBNI (Rp 4.510).

Bursa saham di kawasan Asia Pasifik kompak memerah menyusul langkah bank sentral China yang melemahkan nilai yuan untuk yang kedua kalinya pada hari ini. Hal itu memunculkan perhatian terhadap negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut serta antisipasi atas pelemahan lebih lanjut yuan.

Dollar AS melemah terhadap yen Jepang, yang menyebabkan bursa Tokyo ditutup memerah. Indeks Nikkei225 Jepang berakhir melemah sebesar 1,58 persen menjadi 20.392,77. Sementara itu bursa Hong Kong juga ditutup turun yakni sebesar 2,38 persen di level 23.916,02.

Demikian juga bursa Shanghai yang berakhir memerah, ditutup turun sebesar 1,06 persen di level 3.886,32 dan bursa Seoul berakhir turun 0,56 persen menjadi 1.975,47.

Nilai tukar rupiah sore ini belum juga beranjak dari pelemahan. Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot bahkan sempat menyentuh Rp 13.917 per dollar AS. Menjelang sore hari ini, rupiah berangsur menguat di posisi Rp 13.799 per dollar ASseiring dengan langkah Bank Indonesia yang mengawal nilai tukar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com