Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BKPM: Indonesia Masih Menarik untuk Investor Dunia

Kompas.com - 01/09/2015, 09:05 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengklaim, Indonesia masih unggul dalam menarik investasi dibandingkan negara ASEAN lain. Itu ditunjukkan dengan arus investasi asing yang masuk ke Indonesia pada semester I 2015 yang mencapai 31 persen dari total investasi asing yang masuk ke negara ASEAN.

Secara nominal, sepanjang paruh pertama tahun ini, Indonesia berhasil mengundang investasi sebesar 13,66 miliar dollar AS. Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan, jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu nilai investasi asing tumbuh 62,4 persen.

Sementara jika dibandingkan dengan besaran investasi asing di semester kedua 2014 naik 61,3 persen. "Jadi investasi di Indonesia masih menarik untuk investor dunia," katanya, Senin (31/8/2015).

Saat ini Vietnam menjadi saingan terberat Indonesia dalam menarik investasi di industri padat karya. Sebab negara tersebut jauh lebih dulu memberikan kepastian regulasi dan ketenagakerjaan. Dua hal itu dianggap penting di industri padat karya.

Sementara di Indonesia kepastian regulasi dengan sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pusat dan perbaikan keamanan dan pengupahan baru dilaksanakan.

Secara global, kata Franky, arus investasi selama semester pertama tahun ini turun 15,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Meski begitu, Asia Pasifik menjadi satu-satunya wilayah yang masih mencatat pertumbuhan positif, yaitu pada semester I tahun ini naik 9,2 persen menjadi 137,3 miliar dollar AS.

Franky juga menyebut, terdapat pergeseran sektor investasi terbesar di ASEAN, dari properti, batubara dan migas, serta logam pada semester pertama 2014 menjadi batubara dan migas, properti, serta logam pada semester pertama 2015. Energi terbarukan masuk ke dalam 10 besar sektor investasi di ASEAN.

Sementara itu sektor industri manufaktur menjadi sektor industri yang paling mendominasi investasi di Indonesia, terutama industri kimia sebesar 38 persen, logam 15 persen, dan batubara dan migas 10 persen.

Deputi Bidang Pengendalian dan Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis menambahkan, dari hasil pertemuan Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan pengusaha Korea Selatan, Indonesia memboyong minat investasi pengusaha Korea hingga Rp 89,24 triliun.

Beberapa sektor yang diminati, antara lain industri baja terpadu, smart grid energy system, tire cord, kantung darah dari plastik, kelistrikan, serta elektronik.

Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Enny Sri Hartaty berpendapat, investasi dari BKPM hanya berperan 20 persen terhadap investasi secara nasional sehingga belum menggambarkan peranannya terhadap pertumbuhan ekonomi. Sekitar 80 persen, berasal dari kredit perbankan. Jika kredit bank rendah, realisasi investasi masih minim. (Adinda Ade Mustami, Muhammad Yazid)

baca juga: Tarik Investor, Pemerintah Juga Harus Pangkas Birokrasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

SMGR Kantongi Laba Bersih Rp 471,8 Miliar pada Kuartal I-2024 di Tengah Kontraksi Permintaan Semen Domestik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di Bank Mandiri hingga BRI

Whats New
Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Kasbon Digital Dinilai Bisa Jadi Solusi agar Karyawan Terhindar dari Pinjol

Whats New
Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Pendapatan Usaha Garuda Indonesia Tumbuh 18 Persen di Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com