Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ADB Koreksi Pertumbuhan Ekonomi RI, Ini Komentar Darmin

Kompas.com - 23/09/2015, 07:52 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution sepakat dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi dari Bank Pembangunan Asia (ADB), yang mengatakan bahwa ekonomi Indonesia pada tahun 2016 hanya mampu tumbuh 5,4 persen. Angka tersebut lebih rendah dari proyeksi sebelumnya di level 6 persen.

“Ya angka itu, mungkin untuk tahun 2016 lebih mendekati perkiraan berdasarakan situasi sekarang,” kata Darmin ditemui usai meninggalkan kantornya, Jakarta, Selasa (22/9/2015).

Pemerintah telah menurunkan target pertumbuhan ekonomi 2016 dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016 menjadi 5,3 persen, dari sebelumnya 5,5 persen.

Atas dasar itu, Darmin menyampaikan bahwa angka yang diproyeksikan ADB lebih mendekati target pemerintah. Sebab, sebelumnya ADB memproyeksikan pertumbuhan ekonomi RI tahun 2016 di level 6 persen. Saat dikonfirmasi, proyeksi dari ADB saat ini lebih realistis, Darmin pun mengaminkan. “Ya, saya kira boleh dibilang begitulah. Dengan perkembangan yang ada dewasa ini, ya itu lebih menggambarkan perkembangan situasi,” ucap Darmin.

Selain mengoreksi pertumbuhan ekonomi RI pada 2016, ADB juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2015 di level 4,9 persen. Namun bagi Darmin, angka ini masih bisa dilampaui. “Tentu bisa. Artinya, 4,95 persen itu sesuatu yang selalu bisa,” kata dia.

Keyakinan Darmin tersebut dilatarbelakangi pertumbuhan ekonomi semester pertama yang mampu mencapai level 4,7 persen. Dengan demikian, kata Darmin, masih masuk akal apabila ekonomi RI pada semester dua tumbuh di atas 4,7 persen.

“Mungkin bahkan bisa ke 5 persen. Tapi begitu digabungkan, setahun itu ya bisa bergerak antara 4,9 persen-5 persen,” kata dia lagi.

Deputi Fiskal dan Moneter, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Bobby Hamzah Rofinus menilai makin banyak lembaga cenderung menurunkan estimasi pertumbuhan 2015 setelah rilis realisasi pertumbuhan ekonomi semester satu 2015, yang ternyata menunjukkan laju perlambatan dibandingkan semester satu 2014.

“Faktor kinerja Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, dan Eropa yang tidak sesuai harapan juga menjadi pertimbangan perkiraan tersebut. Prediksi ADB selama ini memang relatif dekat dengan perkiraan pemerintah dibanding lembaga lain,” kata Bobby.

baca juga: Jokowi: Hati-hati, Jangan Sebut Krisis Ekonomi

Kompas TV Perbaikan Akurasi Data Jadi Prioritas Darmin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com