Presiden Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia, Mirah Sumirat mengatakan Sofyan Wanandi berbohong terkait jumlah PHK yang telah mencapai 667.000 buruh itu.
Aspek menduga beredarnya kabar mengenai PHK besar-besaran itu didorong oleh kepentingan untuk membendung permintaan kenaikan upah minimum 2016 yang akan digulirkan oleh buruh.
"Jadi teorinya dibalik oleh meraka (pemerintah) untuk menjelekkan permintaan UMP (upah minimum provinsi) 2016," kata dia, Senin (28/9/2015).
Aspek yang anggotanya terdiri dari karyawan perbankan juga mengatakan tak ada PHK besar-besaran di sektor perbankan nasional. Menurutnya yang ada adalah penawaran pensiun dini dengan tawaran uang paling rendah Rp 800 juta hingga ada yang mencapai Rp 2,5 miliar dari perusahaan perbankan.
"Di sektor telekomunikasi juga begitu jadi penawaran pensiun dini, jadi sama-sama enak. Rata-rata (uang pensiun dini yang ditawarkan) Rp 1 miliar kok," kata dia
Hal senada juga diungkapkan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), yang membantah keterangan Sofyan Wanandi.
"Pak Sofyan Wanandi sebagai penasehat Wakil Presiden menyampaikan ada 667.000 buruh di PHK. Dari mana itu angkanya? Enggak ada itu, bohong itu. Pak Sofyan ini berbohong dengan menyebut angka itu. Kita ini pemimpin buruh," ujar Presiden KSPI Said Iqbal dengan nada tinggi di acara konferensi pers KSPI.
Berdasarkan data KSPI, buruh yang ter-PHK hampir mencapai 100.000 orang. Angka itu, kata Said, terdiri dari 3 kategori yaitu buruh yang di-PHK karena perusahaan tutup total, buruh yang di PHK karena terkena rasionalisasi perusahaan, dan yang ketiga buruh yang ada dalam potensi PHK.
Menurut Said, dari hampir 100.000 buruh yang masuk kategori PHK, sebagain besar ada kategori ketiga yaitu potensi PHK. Cirinya tutur dia, buruh tersebut sudah dirumahkan atau jam kerjanya sudah dikurangi.
"Kami juga tidak percaya pernyataan asosiasi retail yang menyatakan 300.000 buruh di PHK," kata dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.