Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/10/2015, 06:06 WIB
Oleh Rudiyanto
@rudiyanto_zh

KOMPAS.com - Ketika Anda belajar reksa dana dengan menggunakan buku literatur dari luar negeri, kebanyakan akan merekomendasikan untuk berinvestasi pada reksa dana indeks dibandingkan reksa dana konvensional. Seperti apa reksa dana indeks ini?

Reksa Dana Indeks, sesuai namanya adalah jenis reksa dana yang kinerjanya mengacu pada indeks tertentu, bisa indeks saham bisa juga indeks obligasi. Meski demikian, cara kerjanya berbeda dengan reksa dana konvensional yang berfokus pada  saham dan obligasi.

Cara Kerja Reksa Dana Konvensional
Cara kerja dari reksa dana adalah Anda mempercayakan dana kepada pihak ahli yang disebut Manajer Investasi. Selanjutnya mereka akan mengelola dana tersebut dengan berinvestasi pada saham dan obligasi. Umumnya tujuan utama dari pengelolaan tersebut adalah memberikan hasil di atas indeks acuan.

Dengan kata lain, misalkan jika investor berinvestasi pada reksa dana saham, maka target utama dari para manajer investasi adalah untuk memberikan hasil di atas kinerja IHSG. IHSG singkatan dari Indeks Harga Saham Gabungan, yang merupakan indeks yang merepresentasikan seluruh saham perusahaan terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Dalam bahasa yang lebih sederhana, jika IHSG dalam suatu periode menghasilkan kenaikan 15 persen, maka reksa dana saham ditargetkan memberikan lebih tinggi daripada hasil tersebut. Kalaupun IHSG mengalami kerugian seperti yang terjadi pada tahun 2015 ini, Manajer Investasi akan berusaha agar kerugian reksa dana saham yang dikelolanya bisa lebih kecil.

Cara kerja reksa dana pendapatan tetap yang berinvestasi di obligasi juga demikian. Manajer Investasi akan berusaha keras agar hasil investasinya di atas indeks obligasi. Dalam bahasa pasar modal, IHSG ataupun Indeks Obligasi yang dijadikan sebagai pembanding ini disebut juga dengan Benchmark.

Pengelolaan reksa dana dengan target mengalahkan benchmark dikenal juga dengan strategi pengelolaan aktif atau active management strategy. Keberhasilan dalam mengalahkan benchmark secara konsisten inilah yang membedakan manajer investasi yang satu dengan yang lain. Sebab, ada yang berhasil, ada juga yang tidak.

Untuk bisa mengalahkan benchmark, salah satu cara yang sering digunakan adalah melakukan analisa terhadap semua saham yang terdapat dalam IHSG. Kemudian dari seluruh daftar tersebut, manajer investasi hanya menempatkan dana pada saham yang dianggap berpotensi memberikan hasil lebih tinggi.

Ketika IHSG naik, belum tentu semua saham di dalamnya ikut naik. Ada yang naik dengan persentase yang sama, ada yang lebih tinggi dan lebih rendah, ada juga yang malahan turun. Manajer Investasi yang handal adalah mereka yang mampu memperkirakan saham dengan persentase kenaikan yang lebih tinggi sehingga hasil reksa dananya juga lebih baik.

Cara Kerja Reksa Dana Indeks
Berbeda dengan reksa dana konvensional yang berusaha mengalahkan benchmark, target dari reksa dana indeks adalah menyamainya. Jadi daripada dikelola secara aktif, pendekatan dari reksa dana indeks adalah secara pasif dengan menyusun portofolio investasi menyerupai indeks acuannya.

Karena komposisinya mirip atau bahkan persis dengan indeks acuan, maka hasilnya juga tentunya akan mirip dengan indeks acuannya. Cara ini dikenal pula dengan passive management strategy.

Pengelolaan secara pasif menghasilkan efisiensi biaya karena manajer investasi tidak memerlukan tenaga analis yang banyak untuk analisa perusahaan. Kemudian biaya transaksi juga menjadi lebih kecil karena manajer investasi tidak melakukan trading jual beli secara aktif. Oleh karena itu, biaya reksa dana indeks umumnya lebih kecil dibandingkan reksa dana konvensional.

Baik buruknya kinerja reksa dana ini tidak diukur dari seberapa besar return yang dihasilkan ataupun dari seberapa kecil risiko fluktuasi harga tapi dari selisih antara kinerja reksa dana dengan indeks acuan. Semakin besar selisihnya, meskipun kinerja reksa dana lebih baik, tetap dianggap tidak baik karena yang ideal adalah sama dengan indeks acuannya. Selisih antara reksa dana dengan indeks acuan disebut juga tracking error.

Asal Mula Reksa Dana Indeks
Reksa dana indeks berawal pada tahun 1951, ketika itu seorang lulusan Princeton University bernama John Bogle membuat tesis dengan judul "Mutual Funds can make no claims to superiority over the Market Averages." Dalam penelitian ini, dia menemukan bahwa ternyata kebanyakan reksa dana yang dikelola secara aktif di Amerika ternyata tidak mampu mengalahkan hasil investasi pasar (benchmark). Tulisan inilah kemudian menjadi cikal bakal lahirnya reksa dana indeks atau Index Fund dan Exchange Traded Fund

Referensi: Mengenal Exchange Traded Fund

John Bogle sendiri mendirikan perusahaan manajer investasi dengan nama Vanguard pada tahun 1974 dan pensiun pada tahun 1999. Perusahaan ini terus bertumbuh dan menawarkan ragam jasa keuangan selain reksa dana. Pada Maret 2015, Vanguard Group telah berkembang menjadi perusahaan jasa finansial terbesar di dunia dengan dana kelolaan sekitar 3 triliun dollar AS atau sekitar Rp 43.500 triliun dengan kurs saat ini (sumber: wikipedia).

Perkembangan Reksa Dana Indeks di Indonesia
Di Indonesia, saat ini memang sudah terdapat beberapa reksa dana indeks saham dan indeks obligasi. Meski demikian perkembangan reksa dana indeks masih kalah jauh dibandingkan reksa dana konvensional.

Hal ini wajar karena bahkan di negara asalnya, ide untuk berinvestasi di reksa dana indeks membutuhkan waktu puluhan tahun agar bisa diterima oleh masyarakat di sana. Sementara tingkat pemahaman masyarakat terhadap produk reksa dana masih sangat kurang. Faktor lain yang menghambat pertumbuhan reksa dana indeks adalah masih adanya reksa dana dengan kinerja yang lebih baik dibandingkan indeks acuan.

Demikian artikel ini, semoga bermanfaat.

*Rudiyanto adalah penulis Buku “Sukses Finansial dengan Reksa Dana” dan “Fit Focus Finish” yang diterbitkan oleh Elex Media. Head of Operation and Business Development Panin Asset Management. Salah satu Manajer Investasi terbesar di Indonesia, penerima penghargaan reksa dana Tertinggi, Terbaik dan Terfavorit pada tahun 2015 oleh Majalah Investor – Infovesta. Rudiyanto juga merupakan anggota Kelompok Kerja (POKJA) Otoritas Jasa Keuangan untuk peningkatan Literasi Keuangan di Indonesia.  Blog rudiyanto.blog.kontan.co.id
FB Rudiyanto.Blog

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com