“Tujuan saya menambah pemasukan untuk membeli buku dan peralatan kuliah,” ujar Tirta.
Erupsi Gunung Kelud tahun lalu jadi latar belakang Tirta merintis bisnis perawatan sepatu. Pasalnya, abu dari erupsi itu sampai ke Yogyakarta. Dus, banyak orang kesulitan membersihkan sepatu.
Kebetulan, Tirta pernah beberapa kali menawarkan jasa membersihkan sepatu pada teman-temannya.
“Momen itu yang membuat saya merasa bisnis ini memang punya potensi besar,” ucapnya.
Tirta pun menamakan usahanya Shoes and Care (SAC). Total gerai SAC hingga kini berjumlah 14 gerai. Sepuluh gerai di antaranya merupakan milik Tirta, sementara sisanya merupakan gerai mitra yang ada di Jakarta, Solo, dan Medan.
Tak hanya menerima jasa membersihkan sepatu, SAC juga bisa memperbaiki sepatu. Misalnya merekatkan kembali bagian midsole atau outsole sepatu yang lepas, serta pewarnaan ulang sepatu. Berbagai jasa tersebut ditawarkan dengan kisaran tarif Rp 25.000–Rp 300.000.
Semakin sulit proses membersihkan atau memperbaiki sepatu, biaya yang dipungut tentu semakin besar.
Masing-masing outlet SAC menerima sekitar 30 pasang hingga 50 pasang sepatu untuk dicuci tiap hari. Bahkan, kata Tirta, gerainya di Yogyakarta pernah menerima hingga 90 pasang sepatu dalam sehari.
Kisaran omzet yang diperoleh dari tiap gerai ialah Rp 20 juta–Rp 70 juta per bulan. Tirta bilang, laba bersih yang diraup berkisar 20 persen–50 persen dari omzet.
“Laba bersih itu tergantung umur outlet sudah jalan dan UMR di lokasi outlet,” sebut dia.