Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dengar Kisah Aliah, Jangan Coba-coba Jadi TKI Ilegal!

Kompas.com - 16/11/2015, 13:39 WIB
Sri Noviyanti

Penulis

KOMPAS.com – Rasa menyesal Aliah, TKI asal Tangerang yang pernah diberangkatkan secara ilegal ke Dubai belum juga habis. Tiga kali berganti majikan dan pengalaman mendapat perlakuan buruk membuatnya terus merutuk dan prihatin, apalagi saat melihat ada beberapa orang yang dikenalnya tetap memakai jalur ilegal untuk berangkat.

"Ternyata pengalaman buruk saya tak cukup menjadi pengalaman calon TKI lainnya. Sampai hari ini maish banyak yang menempuh jalan secara non prosedural atau ilegal," ujar Aliah, Sabtu (14/11/2015).

Hari itu, Aliah bercerita mengenai risiko atas apa yang dilakukan TKI dengan jalur ilegal. Katanya, tak ada kepastian perlindungan bagi mereka.

"Meskipun Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI) terus melakukan berbagai langkah untuk mencegah terjadinya proses tersebut, tapi masih banyak saja yang melanggar, padahal tak ada jaminan dari segi keamanan,” ungkapnya.

Aliah mengaku prihatin dan kesal. Pengalaman pahitnya dulu bermula dari ulah calo yang ingin memberangkatkannya secara nonprosedural. Saat menerima kontrak kerja, Aliah diberi uang muka. Setelah itu ia dipaksa berangkat, jika tidak mau, ia harus membayar denda.

Dengan berat hati, Aliah berangkat menjadi TKI sektor rumah tangga atau lebih dikenal sebagai penata laksana rumah tangga (PLRT) ke Dubai. Enam bulan di sana dan tidak mendapat pelakuan baik, ia pun dipulangkan melalui mekanisme pemulangan TKI bermasalah (TKI-B) yang diawaki Perwakilan Republik Indonesia.

Kini, melihat masih banyak TKI yang berangkat secara ilegal, ia pun tak dapat menutupi kalau ia kesal.

"Kalau mereka memilih menggunakan calo dari pada mengurus secara resmi melalui Dinas Tenaga Kerja, ya jangan menyalahkan pemerintah kalau terjadi apa apa," tutur Aliah.

Peringatan yang disampaikan lewat kisahnya ternyata tak membuat teman-teman sesama TKI  sadar akan risiko yang tinggi.

"Saya sudah beritahu dan mencontohkan diri saya sendiri yang pernah mengalami kesengsaraan di luar negeri namun mereka bilang, kalau tidak jadi TKI mau makan apa?," tambahnya.

Menyambung kisah Aliah, Kepala Bagian Humas BNP2TKI Haryanto ikut angkat bicara.

"Meski sulit melakukan pencegahan karena tidak ada kesadaran calon TKI, BNP2TKI tetap melakukan upaya, misalnya melalui sosialisasi yang dibarengi dengan penegakan hukum.” Kata Haryanto.

Selama ini, lanjut Haryanto, BNP2TKI telah melakukan banyak hal. Salah satunya tindakan penangkapan terhadap pihak yang memperdaya calon TKI dan diteruskan dalam penyelesaian hukum.

"Sudah banyak juga yang dijatuhi hukuman, meskipun demikian kondisi seperti yang dikawatirkan oleh Aliah itu akan berakhir kalau Calon TKI ini memiliki kesadaran yang tinggi bahwa bekerja di luar negeri itu harus melalui prosedur yang benar," tutur Haryanto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPPI Mulai Penyelidikan soal Impor Ubin Keramik

KPPI Mulai Penyelidikan soal Impor Ubin Keramik

Whats New
Karier.mu dan Women’s World Banking Luncurkan Modul Kapabilitas Keuangan dan Digital, Bisa Diakses Gratis

Karier.mu dan Women’s World Banking Luncurkan Modul Kapabilitas Keuangan dan Digital, Bisa Diakses Gratis

Whats New
Bersama Mentan Amran, Presiden Jokowi Lakukan Peninjauan Program Pompanisasi di Kotawaringin Timur

Bersama Mentan Amran, Presiden Jokowi Lakukan Peninjauan Program Pompanisasi di Kotawaringin Timur

Whats New
IHSG Menguat di Akhir Sesi, Rupiah Koreksi

IHSG Menguat di Akhir Sesi, Rupiah Koreksi

Whats New
Membandingkan Anggaran Makan Siang Gratis Rp 71 Triliun dengan Pembangunan IKN

Membandingkan Anggaran Makan Siang Gratis Rp 71 Triliun dengan Pembangunan IKN

Whats New
Badan Bank Tanah Targetkan Peningkatan Aset Lahan 23.000 Hektar Tahun Ini

Badan Bank Tanah Targetkan Peningkatan Aset Lahan 23.000 Hektar Tahun Ini

Whats New
Surge dan Arsari Group Sepakati Kerja Sama Penyediaan Akses Internet Masyarakat

Surge dan Arsari Group Sepakati Kerja Sama Penyediaan Akses Internet Masyarakat

Whats New
2 Solusi Lupa PIN ATM BNI, Bisa dari HP Antiribet

2 Solusi Lupa PIN ATM BNI, Bisa dari HP Antiribet

Spend Smart
Mandiri Energi, Dusun di Cilacap Ini Andalkan Listrik dari Tenaga Surya

Mandiri Energi, Dusun di Cilacap Ini Andalkan Listrik dari Tenaga Surya

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Infrastruktur Telko SUPR Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 3,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Infrastruktur Telko SUPR Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 3,8 Persen

Whats New
Menko Airlangga Yakini Kinerja Kemenko Perekonomian pada 2025 Mampu Maksimalkan Transformasi Ekonomi Menyeluruh

Menko Airlangga Yakini Kinerja Kemenko Perekonomian pada 2025 Mampu Maksimalkan Transformasi Ekonomi Menyeluruh

Whats New
Bank Tanah Siapkan 150 Hektar di IKN untuk Polri

Bank Tanah Siapkan 150 Hektar di IKN untuk Polri

Whats New
Bank Tanah Sediakan 1.750 Hektar untuk Relokasi Kampung Nelayan Terdampak IKN

Bank Tanah Sediakan 1.750 Hektar untuk Relokasi Kampung Nelayan Terdampak IKN

Whats New
2 Cara Ganti PIN ATM BCA, Bisa lewat HP?

2 Cara Ganti PIN ATM BCA, Bisa lewat HP?

Spend Smart
Akhiri Dugaan Monopoli, KPPU Terima Perubahan Antarmuka Jasa Logistik di Aplikasi Shopee

Akhiri Dugaan Monopoli, KPPU Terima Perubahan Antarmuka Jasa Logistik di Aplikasi Shopee

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com