Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemodal Siap Hengkang dari Batam

Kompas.com - 13/01/2016, 15:06 WIB
BATAM, KOMPAS.com — Gelombang pemindahan perusahaan dari Batam, Kepulauan Riau, ke negara lain dikhawatirkan terus berlanjut. Pemogokan pekerja menjadi alasan pemindahan itu.

Direktur Promosi Investasi Badan Pengusahaan (BP) Batam Purnomo Andi Antono membenarkan potensi itu.

Manajemen PT Amtek Engineering yang berganti nama menjadi Interlex sudah menyampaikan kemungkinan pindah ke Vietnam.

"Mereka tidak kuat kalau ada pemogokan," ujarnya, Selasa (12/1/2016), di Batam.

Pemogokan berlangsung sejak Senin (11/1/2016) dan direncanakan berlangsung hingga akhir Januari.

BP Batam sudah berusaha memediasi manajemen dengan pekerja pabrik di kawasan industri Cammo itu sejak pemogokan belum dimulai. Namun, mediasi belum berhasil.

Dalam proses mediasi, pekerja meminta mereka diberhentikan dan mendapat pesangon dari manajemen lama. Selanjutnya, mereka direkrut kembali oleh manajemen baru.

"Pekerja menganggap pergantian nama perusahaan berarti perusahaan berbeda. Karena itu, mereka meminta di-PHK lalu direkrut kembali," ujar Purnomo.

Manajemen Interlex menyatakan tidak bisa memenuhi permintaan tersebut. Manajemen hanya menyanggupi pekerja tetap menjadi karyawan dengan masa kerja sesuai sejak mereka mulai masuk.

"Karyawan yang sudah bekerja selama 15 tahun tetap dicatat 15 tahun. Tidak ada pekerja dengan masa kerja nol tahun," katanya.

Perbedaan pendapat itu tidak kunjung selesai. Akhirnya, kata Purnomo, manajemen perusahaan itu mengungkapkan mereka siap pindah.

"Mereka mengaku sudah siap berusaha di Vietnam. Kami masih berusaha jangan sampai itu terjadi karena kerugiannya besar sekali," ujarnya.

Pemindahan perusahaan itu akan membuat 2.000 orang kehilangan pekerjaan. Ini akan menambah jumlah pengangguran di Batam. Padahal, saat ini, pencari kerja di Batam selalu bertambah.

"Setiap hari, ribuan orang mengirimkan surat lamaran ke sejumlah perusahaan. Di pusat-pusat informasi lowongan kerja, ada antrean panjang pencari kerja," kata Purnomo.

Relokasi juga membuat kontrak senilai 20 juta dollar AS batal dikerjakan perusahaan itu di Batam. Kontrak sebesar itu amat berarti di tengah kelesuan perekonomian seperti saat ini.

"Karena itu, kami berusaha memediasi agar pemogokan segera berakhir dan perusahaan itu segera beroperasi lagi" katanya.

Purnomo mengatakan, relokasi menjadi kontraproduktif dengan usaha pemerintah menarik investasi.

Beberapa waktu lalu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani ke Batam untuk mencegah relokasi perusahaan lain. Kini, datang masalah baru di Batam.

Sementara di pabrik, para pekerja masih tetap mogok. Sebagian besar dari mereka hanya duduk-duduk di halaman dan depan pagar pabrik. Sejumlah polisi dan tentara berjaga di sana.

Para pekerja mengaku, mereka belum berpikir akan mengakhiri pemogokan. Alasannya, pemogokan merupakan kesepakatan bersama. (RAZ)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Karier.mu dan Women’s World Banking Luncurkan Modul Kapabilitas Keuangan dan Digital, Bisa Diakses Gratis

Karier.mu dan Women’s World Banking Luncurkan Modul Kapabilitas Keuangan dan Digital, Bisa Diakses Gratis

Whats New
Bersama Mentan Amran, Presiden Jokowi Lakukan Peninjauan Program Pompanisasi di Kotawaringin Timur

Bersama Mentan Amran, Presiden Jokowi Lakukan Peninjauan Program Pompanisasi di Kotawaringin Timur

Whats New
IHSG Menguat di Akhir Sesi, Rupiah Koreksi

IHSG Menguat di Akhir Sesi, Rupiah Koreksi

Whats New
Membandingkan Anggaran Makan Siang Gratis Rp 71 Triliun dengan Pembangunan IKN

Membandingkan Anggaran Makan Siang Gratis Rp 71 Triliun dengan Pembangunan IKN

Whats New
Badan Bank Tanah Targetkan Peningkatan Aset Lahan 23.000 Hektar Tahun Ini

Badan Bank Tanah Targetkan Peningkatan Aset Lahan 23.000 Hektar Tahun Ini

Whats New
Surge dan Arsari Group Sepakati Kerja Sama Penyediaan Akses Internet Masyarakat

Surge dan Arsari Group Sepakati Kerja Sama Penyediaan Akses Internet Masyarakat

Whats New
2 Solusi Lupa PIN ATM BNI, Bisa dari HP Antiribet

2 Solusi Lupa PIN ATM BNI, Bisa dari HP Antiribet

Spend Smart
Mandiri Energi, Dusun di Cilacap Ini Andalkan Listrik dari Tenaga Surya

Mandiri Energi, Dusun di Cilacap Ini Andalkan Listrik dari Tenaga Surya

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Infrastruktur Telko SUPR Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 3,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Infrastruktur Telko SUPR Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 3,8 Persen

Whats New
Menko Airlangga Yakini Kinerja Kemenko Perekonomian pada 2025 Mampu Maksimalkan Transformasi Ekonomi Menyeluruh

Menko Airlangga Yakini Kinerja Kemenko Perekonomian pada 2025 Mampu Maksimalkan Transformasi Ekonomi Menyeluruh

Whats New
Bank Tanah Siapkan 150 Hektar di IKN untuk Polri

Bank Tanah Siapkan 150 Hektar di IKN untuk Polri

Whats New
Bank Tanah Sediakan 1.750 Hektar untuk Relokasi Kampung Nelayan Terdampak IKN

Bank Tanah Sediakan 1.750 Hektar untuk Relokasi Kampung Nelayan Terdampak IKN

Whats New
2 Cara Ganti PIN ATM BCA, Bisa lewat HP?

2 Cara Ganti PIN ATM BCA, Bisa lewat HP?

Spend Smart
Akhiri Dugaan Monopoli, KPPU Terima Perubahan Antarmuka Jasa Logistik di Aplikasi Shopee

Akhiri Dugaan Monopoli, KPPU Terima Perubahan Antarmuka Jasa Logistik di Aplikasi Shopee

Whats New
Injourney Catat Laba Rp 1,1 Triliun Sepanjang Tahun 2023

Injourney Catat Laba Rp 1,1 Triliun Sepanjang Tahun 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com