Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknologi Sistem Navigasi Udara Indonesia Kini Setara dengan Singapura

Kompas.com - 16/01/2016, 10:43 WIB
Estu Suryowati

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com — Teknologi sistem navigasi udara yang digunakan di Indonesia kini sama dengan yang digunakan Singapura dan negara-negara tetangga lain.

Salah satunya adalah teknologi sistem navigasi yang digunakan oleh Makassar Air Traffic Service Center (MATSC).

Pada Sabtu (16/1/2016) pagi ini, penggunaan teknologi yang dinamakan sistem Top Sky itu diresmikan oleh Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, di Kantor MATSC, yang berlokasi di kawasan Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar.

Jonan dalam sambutannya mengatakan, dunia penerbangan Indonesia tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini membuat jumlah frekuensi penerbangan dan penumpang angkutan udara mengalami peningkatan.

"Peningkatan jumlah frekuensi penerbangan ini tentu harus diiringi dengan peningkatan layanan navigasi penerbangan. Ini penting untuk memastikan tingkat keamanan dan keselamatan penerbangan tetap terjaga," ujar Jonan.

Jonan mengatakan, sistem Top Sky ini sudah mendukung format baru rencana penerbangan (flight plan) sesuai ketentuan The International Civil Aviation Organization (ICAO) sebagai organisasi sipil penerbangan dunia.

Sistem lama yang digunakan, Eurocat, belum bisa mendukung format baru flight plan sesuai ketentuan ICAO sehingga harus menggunakan konverter.

Peresmian tersebut dihadiri pula Direktur Utama Airnav Indonesia atau Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) Bambang Tjahjono.

Bambang menjelaskan, penggunaan sistem Top Sky di MATSC sudah dimulai sejak 21 Desember 2015 lalu.

Penggunaan sistem baru ini, kata dia, merupakan bagian dari upaya Airnav Indonesia untuk dapat meningkatkan layanan kepada pengguna jasa navigasi penerbangan.

"Dengan penggunaan Top Sky di MATSC, maka saat ini kita sudah menggunakan sistem yang sama dengan yang digunakan oleh negara-negara tetangga kita, seperti Singapura, Australia, India, Thailand, Brunei Darussalam, dan Filipina," ujar Bambang.

Bambang menjelaskan, selain telah mendukung format flight plan baru yang sesuai dengan standar ICAO, sistem baru ini juga dilengkapi dengan fitur-fitur baru yang lebih optimal.

Fitur tersebut antara lain berupa penambahan perhitungan separasi untuk procedural ataupun surveillance secara longitudinal dan lateral.

Untuk analisis data, kemampuan Top Sky sama dengan Eurocat. Namun, semua fitur dalam Top Sky berbasis web sehingga dapat diakses dari mana pun.

Untuk komunikasi dengan pilot, sistem lama menggunakan koneksi seri X-25 yang sudah tidak diproduksi lagi. Pada sistem baru ini, komunikasi dengan pilot akan menggunakan koneksi lP.

Selain melakukan upgrade terhadap sistem, Bambang menyatakan, Airnav Indonesia juga melakukan penggantian sejumlah alat, antara lain 47 work-stations, 30 server, jaringan, dan interface.

Airnav juga memperbarui simulator dengan sistem Top Sky serta melatih 68 pemandu lalu lintas atau ATC dan teknisi di Melbourne ataupun di Makassar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Astra Honda Motor Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Jadwal Lengkap Perjalanan Ibadah Haji 2024

Whats New
Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Kasus SPK Fiktif Rugikan Rp 80 Miliar, Kemenperin Oknum Pegawai yang Terlibat

Whats New
Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Laba Bersih Avrist Assurance Tumbuh 18,3 Persen pada 2023

Whats New
Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Mendag Zulhas Usul HET Minyakita Naik Jadi Rp 15.000 Per Liter

Whats New
Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Marak Modus Penipuan Undangan Lowker, KAI Imbau Masyarakat Lebih Teliti

Whats New
Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Vira Widiyasari Jadi Country Manager Visa Indonesia

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com