JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong mengatakan, Kementerian Perdagangan akan mengembangkan business aggregator untuk komoditas pertanian, sebagaimana masukan dari Menteri Koodinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution. Business aggregator tersebut bertujuan untuk menghubungkan antara produsen dan konsumen.
Thomas menjelaskan, ke depan, business aggregator akan dibangun dengan penerapan teknologi informasi dan komunikasi. "Saya kasih contoh, kalau umpamanya lewat aplikasi mobile atau online maka tercipta online marketplace. Di sini semua petani dan peternak di Indonesia terhubung dalam jaringan virtual," terang Thomas, di Jakarta, Rabu (27/1/2016).
Begitu pula dengan pembeli seperti misalnya industri hotel, restoran, dan katering juga akan terkoneksi dengan jaringan ini. Dengan demikian, aplikasi ini akan mengumpulkan banyak produsen dan konsumen.
"Harapannya, itu bisa langsung melewati (menghilangkan) perantara atau penengah. Dengan berkumpulnya banyak pemasok dan pengguna, juga akan ada transparansi harga," kata dia lagi.
Thomas lebih jauh menyampaikan, nantinya pembeli dapat melihat atau memilih komoditas dengan harga penawaran paling murah. Sementar itu produsen atau penjual juga bisa melepas barangnya kepada pembeli dengan harga yang paling menarik, tanpa harus lewat perantara.
"Warisan sistem logistik yang panjang dan njelimet bisa dipotong dengan menggunakan online marketplace. Maka kita kasih banyak perhatian ke e- commerce. Sebab, ini menjadi solusi atas panjangnya rantai pasokan dan njelimetnya sistem distribusi antar-daerah," pungkas Thomas.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.