Angka pengangguran dilaporkan berkisar 4,9 persen, terendah sejak krisis finansial global 2008.
"Karena mempertimbangkan keseimbangan global, khususnya memberikan ruang kepada negara-negara emerging market, dan juga pemulihan ekonominya, tampaknya The Fed tidak akan menaikkan suku bunga kembali bulan ini," ujar Dzulfian.
Perpaduan antara optimisme perekonomian China dan angin segar dari AS inilah, kata Dzulfian, yang menjadikan rupiah menguat. Kurs hari ini dikabarkan mencapai Rp 12.984 per dollar AS.
Hanya saja, dia melanjutkan, penguatan ini tampaknya hanya bersifat sementara.
"Tergantung perkembangan perekonomian China, AS, dan dunia ke depannya. Satu hal yang pasti, fenomena ini menunjukkan bahwa rupiah sangat rentan terhadap goncangan eksternal," pungkas Dzulfian.